Kamis, 07 April 2011

Penafsiran Sistem Kata Kerja (Verbal) Ibrani Hiphil dan Piel

Hiphil dan Piel:
1.      1 Raja-raja 17:10

וּלְמִיָּמִ֗ים אֲשֶׁ֙ר צִוִּ֤יתִי שֹֽׁפְטִים֙ עַל־עַמִּ֣י יִשְׂרָאֵ֔ל וְהִכְנַ֖עְתִּי 

אֶת־כָּל־אוֹיְבֶ֑יךָ וָאַגִּ֣ד לָ֔ךְ וּבַ֖יִת יִֽבְנֶה־לְּךָ֥ יְהוָֽה׃

sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku akan menundukkan segala musuhmu. Juga Aku beritahukan kepadamu: TUHAN akan membangun suatu keturunan bagimu. (TB-LAI)

Penjelasan:
Pada ayat ini terdapat contoh Hiphil yaitu ‘menundukkan’ (כָּנַע) dan ‘beritahukan’ (נָגַד) dan Piel ‘mengangkat’ (צָוָה). Kita dapat melihat bahwa ketika Allah mengangkat (memerintahkan) hakim-hakim, Allah sendirilah yang telah melakukannya. Namun ketika Allah menundukkan segala musuh Israel, dalam hal ini Allah dalam arti menyertai bangsa Israel, Allah sebagai pendorong, Allah adalah penyebabnya, bangsa Israel ikut berperan dalam menundukkan musuh-musuhnya. Ketika Allah memberitahukan kepada Israel, bentuk hiphil ini sedikit membingungkan. Apakah Allah juga sebagai penyebab informasi ini tersampaikan namun melalui perantara (entah itu siapa?) atau jika tetap mengikuti ketentuan hiphil dimana objek ikut berperan, maka Israel sebagai perantara. Bisa jadi Israel sudah mengetahui bahwa Allah akan memberikan keturunan dengan mengingat janji Allah akan Abraham, dengan kata lain Allah mengingatkan kepada Israel tentang perjanjian tersebut.

Hiphil
1.      Kejadian 2:22

וַיִּבֶן֩ יְהוָ֙ה אֱלֹהִ֧ים׀ אֶֽת־הַצֵּלָ֛ע אֲשֶׁר־לָקַ֥ח מִן־הָֽאָדָ֖ם לְאִשָּׁ֑ה 

וַיְבִאֶ֖הָ אֶל־הָֽאָדָֽם׃

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (TB-LAI)

Penjelasan:
Kata ‘dibawa-Nya’ merupakan bentuk hiphil dari stem בּוֹא yang artinya ‘masuk’. Menarik di sini, Allah membawa seorang perempuan yang dibangun-Nya kepada manusia itu namun bukan Allah yang sepenuhnya mendatangkan seorang perempuan kepada manusia itu. Allah sebagai penyebab perempuan itu dapat datang kepada manusia itu. Perempuan sebagai objek ikut melakukan proses datang. Menarik lagi ketika ditafsir bahwa, pasangan yang Tuhan ciptakan untuk kita tidak akan datang dengan sendirinya karena Allah, namun juga harus ada pengaruh dari pasangan tersebut untuk mau datang kepada pasangannya. Mungkin dapat juga dilihat bahwa Allah memang menciptakan pasangan yang sepadan untuk manusia, namun apakah pasangan sepadan itu juga mau datang kepada manusia tersebut? Maka setelah perempuan itu benar-benar datang kepada manusia itu, terbuktilah cinta sejati mereka. (kalau manusia laki-laki dan perempuan ditafsir sebagai sebuah person, maka mungkin alasan mengapa perempuan itu tidak dapat menolak adalah karena pertanyaannya: mau sama siapa lagi?? Hehehe). Lebih menarik lagi ketika melihat teks secara keseluruhan di mana perempuan diberikan sebagai ‘penolong’ bagi manusia. Allah juga sering digambarkan sebagai ‘penolong’ (Mzm 33:20; Ul 33:7) namun bukan berarti Allah patuh pada siapa pun. Cerita ini bukan mengenai hakikat perempuan, melainkan martabatnya dalam lembaga perkawinan. Wanita dimaksudkan untuk menjadi tempat di mana laki-laki memperoleh dukungan dan dorongan serta kekuatan.

2.      Kejadian 6:13
וַיֹּ֙אמֶר אֱלֹהִ֜ים לְנֹ֗חַ קֵ֤ץ כָּל־בָּשָׂר֙ בָּ֣א לְפָנַ֔י כִּֽי־מָלְאָ֥ה הָאָ֛רֶץ חָמָ֖ס מִפְּנֵיהֶ֑ם וְהִנְנִ֥י מַשְׁחִיתָ֖ם אֶת־הָאָֽרֶץ׃
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. (TB-LAI)

Penjelasan:
Menarik ketika melihat ayat ini bahwa Allah memusnahkan (baca: menghancurkan dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan destroy) segala makhluk di Bumi menggunakan system kata kerja hiphil. Maka di sini Allah sebagai penyebab makhluk dimusnahkan namun makhluk dan bumi ikut berperan dalam penghancuran ini. Hal ini menarik karena banyak teori sains yang mengatakan bahwa memang ketika itu terjadi pelelehan gletser secara besar-besaran sehingga dunia ‘kebanjiran’. Apakah paham ini dapat diafirmasi? Menurut saya boleh-boleh saja. Kita juga melihat bahwa tidak hanya Yahudi yang memiliki mitologi ini, Babylonia, Mesopotamia, dan bangsa-bangsa sekitar juga memilikinya. Hal ini juga didukung oleh tradisi Priest yang menganalogikan bahwa banjir bukan diakibatkan oleh karena hujan, namun karena pertemuan kembali air di atas dengan air di bawah, dengan kata lain saya menafsirkannya langit di atas sebagai pemanasan global dengan air di bawah (mungkin saja gletser tadi). Jangkauan pun sangat luas dalam kisah tradisi Priest, mencakup kerusakan seluruh kosmos dan membawa kembali kepada suasana kacau di jaman purba. Ketika menonton film ‘Water World’ di mana bumi berupa lautan secara keseluruhan dan manusia berusaha mencari daratan, saya jadi membayangkan bahwa konteks film tersebut mungkin dapat digambarkan seperti terjadi setelah bumi ‘kebanjiran’? Maka juga ada penekanan bahwa Allah memang penyebab terjadinya pemusnahan namun makhluklah yang berperan dalam pemusnahan diri mereka sendiri. Kita dapat juga menghubungkan kepada teologi ekologi ketika saat ini manusia begitu tidak pedulinya dengan alam, mungkin saja kejadian ini akan terjadi dalam skala kecil (walaupun janji Allah dengan tanda pelangi diceritakan, namun kalau bencananya berskala kecil bisa-bisa saja kan? Toh hal tersebut merupakan hak preogatif Allah sebagai pencipta).

Piel:
1.      Keluaran 12:25
וְהָיָ֞ה כִּֽי־תָבֹ֣אוּ אֶל־הָאָ֗רֶץ אֲשֶׁ֙ר יִתֵּ֧ן יְהוָ֛ה לָכֶ֖ם כַּאֲשֶׁ֣ר דִּבֵּ֑ר וּשְׁמַרְתֶּ֖ם אֶת־הָעֲבֹדָ֥ה הַזֹּֽאת׃
Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini. (TB-LAI)

Penjelasan:
Dalam hal ini, Allah sendiri yang berfirman untuk memberitahukan Israel untuk memelihara ibadah ini. Dalam ay.27 dijelaskan bahwa arti ibadah ini adalah korban perayaan paskah. Allah sendiri yang mengingatkan melalui firman-Nya secara langsung untuk mengingat hal ini. Hmm. Sebenarnya saya sedikit bingung menafsirkan bagaimana lagi. Namun melihat konteksnya, dalam bagian tradisi Yahwis ini Musa mendekati para penatua, pemimpin yang bertanggung jawab atas terlaksananya perintah Allah. Upacara darah ditekankan di sini. Pertanyaan anak tentang arti ibadah tidak hanya bersifat historis namun merupakan pertanyaan yang disusun untuk menafsirkan masa lampau dari sudut pandang masa kini. Merayakan paskah berarti menyusuri perjalanan antargenerasi dan bersatu di dalam pengalaman yang dapat saja mempersatukan seluruh bangsa dan menjelaskannya.

Menelusuri Aparatus Teks 1 Samuel 9:1-13



WTT 1 Samuel 9:1 וַֽיְהִי־אִ֣ישׁ )מִבִּן־*יָמִין] (מִבִּנְיָמִ֗ין[ וּ֠שְׁמוֹ קִ֣ישׁ בֶּן־אֲבִיאֵ֞ל בֶּן־צְר֧וֹר בֶּן־בְּכוֹרַ֛ת בֶּן־אֲפִ֖יחַ בֶּן־אִ֣ישׁ יְמִינִ֑י גִּבּ֖וֹר חָֽיִל׃
 2 וְלוֹ־הָיָ֙ה בֵ֜ן וּשְׁמ֤וֹ שָׁאוּל֙ בָּח֣וּר וָט֔וֹב וְאֵ֥ין אִ֛ישׁ מִבְּנֵ֥י יִשְׂרָאֵ֖ל ט֣וֹב מִמֶּ֑נּוּ מִשִּׁכְמ֣וֹ וָמַ֔עְלָה גָּבֹ֖הַּ מִכָּל־הָעָֽם׃
 3 וַתֹּאבַ֙דְנָה֙ הָאֲתֹנ֔וֹת לְקִ֖ישׁ אֲבִ֣י שָׁא֑וּל וַיֹּ֙אמֶר קִ֜ישׁ אֶל־שָׁא֣וּל בְּנ֗וֹ קַח־נָ֤א אִתְּךָ֙ אֶת־אַחַ֣ד מֵֽהַנְּעָרִ֔ים וְק֣וּם לֵ֔ךְ בַּקֵּ֖שׁ אֶת־הָאֲתֹנֹֽת׃
 4 וַיַּעֲבֹ֧ר בְּהַר־אֶפְרַ֛יִם וַיַּעֲבֹ֥ר בְּאֶֽרֶץ־שָׁלִ֖שָׁה וְלֹ֣א מָצָ֑אוּ וַיַּעַבְר֤וּ בְאֶֽרֶץ־שַׁעֲלִים֙ וָאַ֔יִן וַיַּעֲבֹ֥ר בְּאֶֽרֶץ־יְמִינִ֖י וְלֹ֥א מָצָֽאוּ׃
 5 הֵ֗מָּה בָּ֚אוּ בְּאֶ֣רֶץ צ֔וּף וְשָׁא֥וּל אָמַ֛ר לְנַעֲר֥וֹ אֲשֶׁר־עִמּ֖וֹ לְכָ֣ה וְנָשׁ֑וּבָה פֶּן־יֶחְדַּ֥ל אָבִ֛י מִן־הָאֲתֹנ֖וֹת וְדָ֥אַג לָֽנוּ׃
 6 וַיֹּ֣אמֶר ל֗וֹ הִנֵּה־נָ֤א אִישׁ־אֱלֹהִים֙ בָּעִ֣יר הַזֹּ֔את וְהָאִ֣ישׁ נִכְבָּ֔ד כֹּ֥ל אֲשֶׁר־יְדַבֵּ֖ר בּ֣וֹא יָב֑וֹא עַתָּה֙ נֵ֣לֲכָה שָּׁ֔ם אוּלַי֙ יַגִּ֣יד לָ֔נוּ אֶת־דַּרְכֵּ֖נוּ אֲשֶׁר־הָלַ֥כְנוּ עָלֶֽיהָ׃
 7 וַיֹּ֙אמֶר שָׁא֜וּל לְנַעֲר֗וֹ וְהִנֵּ֣ה נֵלֵךְ֘ וּמַה־נָּבִ֣יא לָאִישׁ֒ כִּ֤י הַלֶּ֙חֶם֙ אָזַ֣ל מִכֵּלֵ֔ינוּ וּתְשׁוּרָ֥ה אֵין־לְהָבִ֖יא לְאִ֣ישׁ הָאֱלֹהִ֑ים מָ֖ה אִתָּֽנוּ׃
 8 וַיֹּ֤סֶף הַנַּ֙עַר֙ לַעֲנ֣וֹת אֶת־שָׁא֔וּל וַיֹּ֕אמֶר הִנֵּה֙ נִמְצָ֣א בְיָדִ֔י רֶ֖בַע שֶׁ֣קֶל כָּ֑סֶף וְנָֽתַתִּי֙ לְאִ֣ישׁ הָאֱלֹהִ֔ים וְהִגִּ֥יד לָ֖נוּ אֶת־דַּרְכֵּֽנוּ׃
 9 לְפָנִ֣ים׀ בְּיִשְׂרָאֵ֗ל כֹּֽה־אָמַ֤ר הָאִישׁ֙ בְּלֶכְתּוֹ֙ לִדְר֣וֹשׁ אֱלֹהִ֔ים לְכ֥וּ וְנֵלְכָ֖ה עַד־הָרֹאֶ֑ה כִּ֤י לַנָּבִיא֙ הַיּ֔וֹם יִקָּרֵ֥א לְפָנִ֖ים הָרֹאֶֽה׃
 10 וַיֹּ֙אמֶר שָׁא֧וּל לְנַעֲר֛וֹ ט֥וֹב דְּבָרְךָ֖ לְכָ֣ה׀ נֵלֵ֑כָה וַיֵּֽלְכוּ֙ אֶל־הָעִ֔יר אֲשֶׁר־שָׁ֖ם אִ֥ישׁ הָאֱלֹהִֽים׃
 11 הֵ֗מָּה עֹלִים֙ בְּמַעֲלֵ֣ה הָעִ֔יר וְהֵ֙מָּה֙ מָצְא֣וּ נְעָר֔וֹת יֹצְא֖וֹת לִשְׁאֹ֣ב מָ֑יִם וַיֹּאמְר֣וּ לָהֶ֔ן הֲיֵ֥שׁ בָּזֶ֖ה הָרֹאֶֽה׃
 12 וַתַּעֲנֶ֧ינָה אוֹתָ֛ם וַתֹּאמַ֥רְנָה יֵּ֖שׁ הִנֵּ֣ה לְפָנֶ֑יךָ מַהֵ֣ר׀ עַתָּ֗ה כִּ֤י הַיּוֹם֙ בָּ֣א לָעִ֔יר כִּ֣י זֶ֧בַח הַיּ֛וֹם לָעָ֖ם בַּבָּמָֽה׃
 13 כְּבֹאֲכֶ֣ם הָעִ֣יר כֵּ֣ן תִּמְצְא֣וּן אֹת֡וֹ בְּטֶרֶם֩ יַעֲלֶ֙ה הַבָּמָ֜תָה לֶאֱכֹ֗ל כִּ֠י לֹֽא־יֹאכַ֤ל הָעָם֙ עַד־בֹּא֔וֹ כִּֽי־הוּא֙ יְבָרֵ֣ךְ הַזֶּ֔בַח אַחֲרֵי־כֵ֖ן יֹאכְל֣וּ הַקְּרֻאִ֑ים וְעַתָּ֣ה עֲל֔וּ כִּֽי־אֹת֥וֹ כְהַיּ֖וֹם תִּמְצְא֥וּן אֹתֽוֹ׃



1 Samuel 9:1
ü  Catatan pertama dalam Biblia Hebraica Stuttgartensia (selanjutnya disingkat BHS) terdapat setelah kata vyaiä-yhiy>w:¥ . BHS memberikan catatan ‘nonn Mss + dx'øa,’ yang berarti beberapa kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut B. Kennicott yaitu 11-20 (1/2 Sam. 7-15) ditambahi kata dx'øa,. BHS juga menulis catatan untuk membandingkan teks ini dengan terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London, kodeks tulisan tangan atau terbitan menurut perangkat penelitian teks Sperber dan pasal 1:1 yang menulis dx'øa, vyai’ •yhiy>w:.
ü  Catatan kedua merujuk pada kata !ymiy"-!Bimi. Sedikit jumlah naskah kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut B. Kennicott seperti Qere (usul perbaikan dari ahli-ahli Masora di pinggir halaman mengenai cara membaca atau melisankan teks tertulis yang dianggap tidak betul atau sulit dimengerti) yang menuliskan seperti ini, bandingkan semua terjemahan-terjemahan atau yang terbanyak; Septuaginta mendahulukan di depan ‘(ex) uion’ yang berarti anak laki-laki dalam bahasa Indonesia. Bandingkan dengan fragmen-fragmen Quedlinburg dan Magdeburg (Jerman) menurut terbitan H. Degering – A. Boeckler (Berlin, 1932).
ü  Catatan ketiga merujuk pada kata !B dari frasa vyaiä-!B, tidak terdapat di dalam Septuaginta hasil penelitian ulang (recensio) Lukianos dari Antiokhia di Siria terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London.
ü  Catatan keempat merujuk pada kata ynI+ymiy> pada frasa ynI+ymiy> vyaiä-!B, dalam terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London (mn) bnjmjn, dalam Targum (terjemahan teks Ibrani dalam bahasa Aram) (msbt dbjt) bnjm(j)n.

1 Samuel 9:3
ü  Catatan pertama terdapat setelah kata tnO*toa]h'-ta,. Dalam Septuaginta hasil penelitian ulang (recensio) Lukianos dari Antiokhia di Siria, Septuaginta kodeks terjemahan Yunani dan terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London menambahkan banyak naskah perintah (baca: titah).


1 Samuel 9:4
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata rboõ[]Y:w: dalam Septuaginta terjemahan Yunani, fragmen-fragmen Quedlinburg dan Magdeburg (Jerman) menurut terbitan H. Degering – A. Boeckler (Berlin, 1932), Kodeks Leningradensis (abad kelima) dan terjemahan Latin Vulgata menyatakan kata yang jamak (plural).
ü  Catatan kedua merujuk kepada kata rboð[]Y:w: dalam Kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut B. Kennicott, Septuaginta terjemahan Yunani, fragmen-fragmen Quedlinburg dan Magdeburg (Jerman) menurut terbitan H. Degering – A. Boeckler (Berlin, 1932), dan terjemahan Latin Vulgata juga menyatakan kata yang jamak (plural).
ü  Catatan ketiga merujuk kepada kata WrÜb.[;Y:w: sedikit jumlah naskah yaitu 3-10 kodeks tulisan tangan kodeks Ambrosianus, kodeks London dan Targum terbitan Buxtorf (Basel, 1618-1619) menyatakan kata yang tunggal.
ü  Catatan keempat merujuk kepada kata rboð[]Y:w: dalam kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut J. B. De Rossi, Septuaginta, fragmen-fragmen Quedlinburg dan Magdeburg (Jerman) menurut terbitan H. Degering – A. Boeckler (Berlin, 1932), Kodeks Leningradensis (abad kelima), Targum kodeks tulisan tangan menurut perangkat penelitian teks Sperber, dan terjemahan Latin Vulgata juga menyatakan kata yang jamak (plural).

1 Samuel 9:5
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata #r<a,äB. Dalam Septuaginta terjemahan Yunani dan fragmen-fragmen Quedlinburg dan Magdeburg (Jerman) menurut terbitan H. Degering – A. Boeckler (Berlin, 1932) menghilangkan kata #r<a\.

1 Samuel 9:6
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata hT'[ sedikit jumlah naskah yaitu 3-10 kodeks tulisan tangan Septuaginta, -fragmen Quedlinburg dan Magdeburg (Jerman) menurut terbitan H. Degering – A. Boeckler (Berlin, 1932), kodeks tulisan tangan atau terbitan menurut perangkat penelitian teks Sperber ditulis hT'[;w.

1 Samuel 9:7
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata hNEåhiw> sedikit jumlah naskah yaitu 3-10 kodeks tulisan tangan memakai h; bandingkan dengan Septuaginta kodeks terjemahan Yunani dan terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London.
ü  Catatan kedua merujuk kepada kata hm'Þ dalam kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut J. B. De Rossi , Targum kodeks tulisan tangan menurut perangkat penelitian teks Sperber ditulis hmw.
1 Samuel 9:8
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata yTit;n")w> dalam Kodeks terjemahan Yunani menyatakan orang kedua tunggal, dalam Septuaginta terbitan A. E. Brooke-M. McLean, terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London, Targum kodeks tulisan tangan menurut perangkat penelitian teks Sperber, terjemahan Latin Vulgata juga menyatakan orang pertama jamak (plural).

1 Samuel 9:9
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata d[; pada frasa ha,_roh'-d[; sedikit jumlah naskah yaitu 3-10 kodeks tulisan tangan menambahkan kata la.
ü  Catatan kedua merujuk kepada kata arEîQ'yI dalam Septuaginta ditulis ‘ekalei o laos’ yang berarti ‘disebut orang banyak’.

1 Samuel 9:10
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata hk'le_nE lebih dari 20 kodeks (1/2 Sam. 16-60) tulisan tangan ditulis hk'le_nEw bandingkanlah dengan Kodeks terjemahan Yunani.

1 Samuel 9:11
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata Wråm.aYOw: dalam kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut B. Kennicott, nats-nats yang sering dikutip dalam sastra para Rabi dan sastra Yahudi abad pertengahan, terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London (w’mr [lhjn s’wl]), Targum kodeks tulisan tangan menurut perangkat penelitian teks Sperber menunjukkan kata tunggal.

1 Samuel 9:12
ü  Catatan pertama merujuk kepada kata ^yn<+p'l. dalam Septuaginta ditulis ‘kata prosopon umon’.
ü  Catatan kedua merujuk kepada kata rhEåm; tidak terdapat dalam Kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut B. Kennicott, Septuaginta Teks asli penelitian ulang Origenes, Septuaginta hasil penelitian ulang (recensio) Lukianos dari Antiokhia di Siria dan Kodeks terjemahan Yunani.
ü  Catatan ketiga merujuk kepada frasa ~AYh; yKiÛ dalam Septuaginta ‘diu ten emeran’ bandingkan dengan ayat 13.
1 Samuel 9:13
ü  Catatan pertama merujuk pada kata ~k,äa]boK. beberapa kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut B. Kennicott yaitu 11-20 (1/2 Sam. 7-15) dan nats-nats yang sering dikutip dalam sastra para Rabi dan sastra Yahudi abad pertengahan menuliskannya ~k,äa]bbo bandingkan dengan Targum kodeks tulisan tangan menurut perangkat penelitian teks Sperber.
ü  Catatan kedua merujuk pada kata yrEx]a; pada frasa !kEß-yrEx]a; banyak, yaitu lebih dari 60 kodeks tulisan tangan menulis yrEx]a;w bandingkan dengan Septuaginta, Replika kodeks Legionensis menurut terbitan C. Vercellone jilid II (Roma, 1864), Marginalia incunabilis 54, terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London, Targum kodeks tulisan tangan menurut perangkat penelitian teks Sperber, terjemahan Latin Vulgata; sedikit jumlah naskah yaitu 3-10 kodeks tulisan tangan menuliskannya rEx]a;w.
ü  Catatan ketiga merujuk pada kata hT'ä[;w> dalam kodeks tulisan tangan berbahasa Ibrani menurut J. B. De Rossi hanya ditulis hT'ä[;.
ü  Catatan keempat merujuk pada kata Atïao-yKi( tidak terdapat dalam nats-nats yang sering dikutip dalam sastra para Rabi dan sastra Yahudi abad pertengahan, Septuaginta, terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi Kodeks Ambrosianus dan terjemahan Siria menurut Poligot London dan terjemahan latin Vulgata.

Mazmur 23:1-6

1 Mazmur Daud.
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.  (A)
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, (B)
Ia membimbing aku ke air yang tenang; (C)
 3 Ia menyegarkan jiwaku. (D)
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (E)
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; (PIVOT)
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (E’)
5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; (D’)
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.  (C’)
6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; (B’)
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. (A’)
Saya membaginya menjadi beberapa bagian dengan pivot berada di ayat 4a. Mazmur Daud saya tidak masukkan ke dalam pembagian karena menurut saya ini adalah judul dari nyanyian tersebut. Berikut keterangannya:
Judul: Mazmur Daud. (Ay. 1a)
A: Aman bersama Tuhan (Ay. 1b)
B: Tuhan Maha Pengasih (Ay. 2a)
C: Tuhan Sumber Kehidupan (Ay. 2b)
D: Berkat Tuhan (Ay. 3a)
E: Tuhanlah Penolong (Ay. 3b)
Pivot : Tuhan Selalu menyertai kapanpun di mana jua. (Ay. 4a)
E’: Tuhanlah Penolong (Ay. 4b)
D’: Berkat Tuhan (Ay. 5a)
C’: Tuhan Sumber Kehidupan (Ay. 5b)
B’: Tuhan Maha Pengasih (Ay. 6a)
A’: Aman bersama Tuhan (Ay. 6b)

Teknik Prosodi ?
Hal pertama yang saya lakukan sebelum menghitung adalah menyingkirkan frasa “Mazmur Daud”. Saya menganggap ini sebagai judul yang biasa juga digunakan pada pasal lainnya. Kedua saya mencoba menghitung jumlah semua kata (termasuk kata-kata yang memiliki maqqef saya hitung secara individual). Ketiga saya menemukan frasa tengah dari keseluruhan ayat yang berjumlah 3 kata.
Dalam Mazmur 23 ada 55 kata. Jumlah kata sebelum 3 kata di tengah adalah 26, begitu juga jumlah kata sesudah 3 kata di tengah adalah 26, 3 kata di tengah adalah ki atta immadi—sebab Engkau besertaku (terjemahan TB-LAI).
26 kata ini merujuk pada YHWH (yod [10] + he [5] + waw [6] + he[5] = YHWH [26]), karena YHWH jika disimbolkan dalam bilangan totalnya adalah 26. dan YHWH juga ditemukan dua kali dalam Pasal ini, yang pertama ditemukan sebelum 3 frasa tengah dan yang kedua sesudah 3 frasa tengah. Berarti ada dua kata YHWH yang mengapit ketiga frasa tengah (ki atta immadi) yang juga di simbolkan dengan 26 kata yang mengapitnya.
Saya sedikit terusik dengan kata 'atta' di tengah 3 frasa tengah sebagai kata yang paling tengah dari pasal ini (ki ‘atta’ immadi). Saya menemukan dua hal yang menarik:
  1. Interpretasi pertama, TB-LAI lebih menekankan kata ‘atta’ sebagai YHWH itu sendiri dalam artian ‘sebab Engkau (YHWH) besertaku’ sebagai sebuah penekanan bahwa YHWH-lah yang BESERTA dengan kita ada DITENGAH-TENGAH kita.
  2. Interpretasi kedua, menurut saya saya, ‘atta’ secara harafiah yang berarti 'engkau' yang juga diapit oleh dua 'kode' YHWH (26) tadi merujuk kepada suatu penekanan baru secara harafiah tanpa melihat susunan kalimatnya bahwa ‘engkau/si pembaca (atta)’ berada DIANTARA penyertaan YHWH.
 Jadi dari interpretasi pertama, saya sedikit menyimpulkan bahwa ‘kode’ ini adalah suatu penekanan dari pemazmur sebagai sebuah ‘berita kabar baik’ bahwa YHWH ada di antara kita ‘ki atta (baca:YHWH) immadi’ (walaupun dalam konteks waktu itu sebenarnya ‘ada ditengah-tengah bangsa Israel’). Hal ini juga didapati saat kita membaca secara keseluruhan pasal ini dengan interpretasi kedua dimana sang pemazmur berusaha memperlihatkan begitu besarnya kasih setia YHWH kepada kita dengan tujuan untuk membuat sang pembaca lebih yakin dan tidak lagi bimbang dengan segala sesuatu yang menakutkan atau menggoncang iman kita karena YHWH ada diantara kita (lihat gambaran diatas).
Dalam memahami poin di atas, kita harus dengan jelas memisahkan pengertian kata ‘ditengah-tengah’ dengan kata ‘diantara’ agar maksud penulisan poin di atas dapat lebih dimengerti.
Dengan melihat gaya penulisan ini (susunan teks, ‘kode’ dan interpretasi saya), saya menyimpulkan bahwa pasal ini merupakan pasal yang sangat indah dengan arti yang sangat mendalam. Oleh karena itu, sang pemazmur kesannya menyisipkan‘kode’ yang harus kita refleksikan secara lebih mendalam. Sama halnya seperti saat kita membaca pasal ini dengan teks bahasa terjemahan lainnya. Pemazmur agaknya ingin menyampaikan pesan (melalui pasal ini) kepada kita agar membaca pasal ini dengan mencari makna terdalam yang ada di dalamnya.

Contoh Pararelisme Alkitab Ibrani

Pararelisme Sinonim
Proverbs 1:32  32 Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya.
Di dalam ayat ini saya menemukan dua frase kunci yang mengarahkan saya kepada keputusan bahwa ayat ini merupakan pararelisme sinonim yaitu tak berpengalaman akan dibunuh dan orang bebal akan dibinasakan.  KJV, NIV, NKJ, NRS, RSV menerjemahkan orang tak berpengalaman dengan kata simple dan orang bebal dengan kata fool. Orang tak berpengalaman (simple) yang dalam Wilson’s memiliki kata Ibrani peti tidak terlalu dibedakan dengan orang bebal (fool atau foolish) yang memakai kata Ibrani kasal walaupun penjelasan di dalam Wilson’s terpisah. Namun dibunuh dan dibinasakan menurut Wilson’s memiliki kata Ibrani yang sepadan yaitu harag dan avad[1] yang menurut KJV, NIV, NKJ, NRS dan RSV diterjemahkan dengan kata destroy.  Namun tampaknya TB-LAI lebih condong kepada terjemahan Septuaginta yang menerjemahkannya sebagai kata poneuo yang artinya dibunuh atau dibinasakan. Maka jika saya mereduksi ayat ini melalui kedua analisis frasa, maka saya menemukan kesepadanan dan menghasilkan pemikiran akan sebuah frasa sepadan yaitu orang bodoh akan dihancurkan.
Melihat konteksnya, Amsal ini ditulis bertolak dari pemikiran bahwa penulis menyajikan hikmat ini menjadi berbicara seperti seorang Nabi secara khusus sebagai proyeksi Nabi Yeremia yang berkali-kali mengalami penolakan dalam pewartaannya. Temanya adalah hikmat menjanjikan istirahat dan kedamaian dari ketakutan kepada orang yang mencari nasihat dan teguran (ay. 25, 30), pengetahuan dan ketakutan akan Tuhan (ay.29). Namun orang bebal dan tidak berpengalaman melihat nilai dalam mencari hikmat akan dihancurkan.
Seringkali kita mengalami hal yang seperti ini. Hal yang biasa melanda kita dengan kebebalan adalah kejenuhan kita, bahkan keterbiasaan kita pun kadang membuat kita bebal. Maksudnya adalah seringkali kita melakukan penolakan baik secara sengaja (ini yang disebut bodoh atau fool) maupun yang tidak disengaja (ini yang disebut tidak berpengalaman atau simple) membuat kita bebal dan konsekuensinya adalah penghancuran (destroy) atau penghancuran (destruction). Pengingatan ini dikumandangkan kitab Amsal dalam kita memahami keberadaan kita di hadapan Allah. Allah adalah sumber hikmat, dan dari sanalah kita memperoleh hikmat. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita aktif mencari dan mendekatkan diri kita ke arah hikmat?

Pararelisme Antitetis
Proverbs 1:7 7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Melihat teksnya, saya sedikit bingung dengan berbagai terjemahan khususnya dalam bahasa Indonesia. Namun jika melihat maknanya sebenarnya dua terjemahan dalam bahasa Indonesia (TB-LAI dan BIS) memiliki kesepadanan yang sama-sama menggunakan frasa yang berantonim. Di sisi lain, terjemahan KJV, NIV, NKJ, NRS, RSV terlihat lebih konsisten dengan maksudnya. Orang bodoh menggunakan kata Ibrani yang sepadan dengan orang bebal dan orang tak berpengalaman dalam penjelasan Wilson’s seperti yang saya jelaskan dalam sub-topik pararelisme sinonim sebelumnya. Dengan melihat ayatnya, kita dengan mudah mengetahui bahwa frasa pertama berlawanan dengan frasa kedua. Dan ini menurut saya merupakan inti dari pemberitaan Amsal.
Dengan takut akan Tuhan—BIS menerjemahkannya menghargai hikmat Tuhan—maka kita akan semakin dekat dan terbiasa menggunakan hikmat Tuhan dalam kehidupan spiritual kita maupun sekular sehari-hari. Hal ini yang terus dikumandangkan penulis kitab Amsal dalam pewartaannya walaupun dengan berbagai cara dan bentuk penyampaian.

Pararelisme Sintetis
Proverbs 2:1 Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
Memang sulit membedakan pararelisme sintetis dengan pararelisme sinonim. Hal ini menurut saya dikarenakan dari pandangan penafsir yang berbeda-beda dan menurut pemahaman mereka dalam menafsirkan apakah ini merupakan pararelisme sintetis atau sinonim. Melihat ayat ini, awalnya saya menafsirkannya sebagai pararelisme sinonim, namun ketika melihat teksnya sekali lagi, ada faktor yang membuat saya nafsirkan ulang pemahaman saya yaitu kata kunci menerima dan menyimpan. Memang terbilang sederhana jika ditafsirkan secara harafiah tanpa melihat teks Ibraninya, namun kejelasannya menurut saya sudah cukup. Menerima belum berarti menyimpan! Bagaimana bisa? Ya, ketika saya menerima sebuah pelajaran, belum tentu—secara pasti—saya akan selalu (atau langsung secara otomatis) menyimpannya.
Menerima dalam kata Ibraninya yaitu miqqah yang bentuknya nifal berasal dari stem laqah yang berarti mengambil. Sedangkan menyimpan menggunakan kata Ibrani sepon yang dalam keterangan TDOT diterjemahkan dengan kata store up yang berarti menimbun membuat saya semakin yakin bahwa ini adalah pararelisme sintetis. Jika kita hanya menerima dan tidak menimbun perkataan atau perintah maka yang kita dapat hanya sebatas yang kita terima. Namun ketika kita menerima dan menimbun semuanya itu, maka apa yang kita terima akan semakin bertambah. Jadi perkembangannya ada pada kedua kata kunci ini.


[1] William Wilson. Wilson’s Old Testament Word Studies, (McLEAN, VA. 22102: Mac Donald Publishing CO.), Pg. 120.

Mengenal Kata Kunci 'yada' di dalam Alkitab Perjanjian Lama

Kejadian 19:5
ASV and they called unto Lot, and said unto him, Where are the men that came in to thee this night? bring them out unto us, that we may know them.

KJV And they called unto Lot, and said unto him, Where are the men which came in to thee this night? bring them out unto us, that we may know them.

NIV They called to Lot, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us so that we can have sex with them."

NKJ And they called to Lot and said to him, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us that we may know them carnally."

NRS and they called to Lot, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us, so that we may know them."

RSV and they called to Lot, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us, that we may know them."

LXT kai. evxekalou/nto to.n Lwt kai. e;legon pro.j auvto,n pou/ eivsin oi` a;ndrej oi` eivselqo,ntej pro.j se. th.n nu,kta evxa,gage auvtou.j pro.j h`ma/j i[na suggenw,meqa auvtoi/j

 ~yvi²n"a]h' hYEôa; Alê Wrm.aYOæw: ‘jAl-la, WaÜr>q.YIw:  WTT Genesis 19:5
`~t'(ao h['Þd>nEw> Wnyleêae ~aeäyciAh hl'y>L"+h; ^yl,Þae WaB'î-rv,a]

BIS Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"

ITB Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka."

Konteks Narasi
Konteks narasi dalam Kejadian 19: 5 adalah pada saat itu, muncul kedua malaikat Tuhan ke rumah Lot. Lot menawarkan rumahnya untuk disinggahi mereka namun mereka menolak dan berencana untuk bermalam di tanah lapang. Namun Lot tetap memaksa mereka dan akhirnya mereka makan bersama di rumah Lot. Namun saat mereka akan beristirahat dan tidur di rumah Lot, semua laki-laki muda sampai yang tua di kota itu datang dan mengepung rumah Lot! Mereka berseru kepada Lot untuk mengeluarkan kedua tamu Lot untuk mereka pakai! Kata yang dipakai untuk kata ‘pakai’ adalah h['Þd>nEw yang berasal dari stem [d;y. Oleh karena itu marilah kita melihat berbagai arti stem tersebut.
Konteks Literer
Kata [d;y" digunakan sebanyak 944 kali dalam berbagai macam stem dan mengungkapkan banyak nuansa tentang ‘pengetahuan’ yang diperoleh oleh indera. Sinonim terdekatnya adalah ‘bîn yang berarti ‘untuk membedakan’ dan ‘n¹kar yang berarti ‘mengenali’. Akar kata ini dapat ditemukan di dalam bahasa Akkadia, Ugarit dan Qumran.
[d;y" dalam hubungannya dengan Allah digunakan dalam menyatakan ‘pengetahuan Allah terhadap manusia’ (Ulangan 34:10), ‘cara/jalan-Nya’ (Yesaya 48:8), ‘pengetahuan yang dimulai bahkan sebelum kelahiran’ (Yeremia 1:5). Tuhan juga memiliki pengetahuan terhadap unggas (Mazmur 50:11).
[d;y" dalam hubungannya dengan manusia digunakan dalam menyatakan pengetahuan tentang ‘keterampilan dalam berburu’ (Kejadian 25:27), ‘pembelajaran’ (Yesaya 29:11-13), ratapan (Amos 5:16), berlayar di laut (2 Raja-raja 8:18), dan memainkan instrumen (1 Samuel 16:16).
Dalam konteks tertentu, [d;y" berarti ‘untuk membedakan’. ‘mengetahui yang baik dan yang jahat’ (Kejadian 3:5, 22) adalah hasil dari tidak mematuhi Tuhan. Untuk membedakan antara diperlukan atau tidak untuk raja (2 Samuel 19:36). Seorang anak tidak bisa membedakan antara tangan kiri dan kanan (Yunus 4:11) atau antara yang baik dan yang jahat (Ulangan 1:39). Konteks terakhir ini menyatakan pernyataan yang serupa dalam Yesaya 8:4 yang menunjukan referensi mengenai seorang anak tidak dapat membedakan apa yang bermanfaat dan berbahaya. Sementara biasanya diperoleh melalui pengalaman, pengetahuan juga persepsi kontemplatif yang dimiliki oleh orang bijak (Amsal 1:4; 2:6; 5:2; Pengkhotbah 1:18).
[d;y" digunakan  untuk mengekspresikan kenalan dengan orang dalam pernyataan seperti ‘kau tahu Laban?’ (Kejadian 29:5; Keluaran 1:8; 2 Samuel 3:25). [d;y" juga digunakan untuk kenalan paling intim. Dalam hubungannya antara Tuhan dan manusia, [d;y" mengekspresikan hubungan paling intim misalnya ketika Tuhan tahu Musa dengan nama dan tatap muka (Keluaran 33:17; Ulangan 34:10), Dia tahu Pemazmur sedang duduk dan bangun (Mazmur 139:2). Dalam hubungannya antar manusia, [d;y" juga digunakan untuk menjelaskan hubungan seksual misalnya pada bagian laki-laki dan perempuan dalam eufimisme terkenal ‘Adam tahu Hawa istrinya’ dan paralelnya (Kejadian 4:1; 19:8; Bilangan 31:17; 35; Hakim-hakim 11:39; 21:11; 1 Raja-raja 1:4; 1 Samuel 1:19). [d;y" juga digunakan dalam menggambarkan penyimpangan seksual seperti sodomi (Kejadian 19:5; Hakim-hakim 19:22) dan pemerkosaan (Hakim-hakim 19:25).
Selain pengetahuan tentang hal yang sekuler, [d;y" juga digunakan dalam menyatakan hubungan seseorang untuk ilahi, baik mengenal allah lain (Ulangan 13:3, 7, 14) atau dengan YHWH (1 Samuel 2:12; 3:7). Wabah di Mesir misalnya, dikirim sehingga Mesir mengetahui bahwa YHWH adalah Allah (Keluaran 10:2). YHWH menghancurkan (Yehemia 6:7) dan memulihkan Israel agar mereka tahu bahwa YHWH adalah Allah (Yesaya 60:16).
t[;D; ‘Pengetahuan, licik’ (ASV dan RSV serupa). Ini merupakan nomina feminim dari akar kata yada, ‘untuk mengetahui’. Kata bendanya digunakan sebanyak sembilan puluh tiga kali dalam Perjanjian Pertama, paling sering digunakan dalam literatur kebijaksanaan.
t[;D; adalah istilah umum untuk ‘pengetahuan’, terutama yang bersifat pribadi eksperimental (Amsal 24:5). Ini juga digunakan untuk pengetahuan teknis atau kemmapuan, misalnya untuk membangun kemah dan bait (Keluaran 31:3). Pendapat keliru adalah tanpa pengetahuan (Amsal 19:2)
t[;D; juga digunakan untuk kognisi moral. Jadi pohon di Taman Eden adalah pohon pengetahuan baik dan jahat (Gen 2:9, 17). Dengan memakan buahnya orang datang untuk mengetahui dengan cara dibandingkan dengan pengetahuan Allah (lihat di atas). Referensi penting juga dapat diambil sebagai bentuk ucapan yang dikenal sebagai merism untuk menunjukkan kesadaran tujuan dari semua hal baik dan buruk. Dalam pengertian ini rasa sakit berdosa memang menjadi seperti Allah (Kej 3:22). Cassuto mengatakan, "Sebelum mereka makan dari pohon pengetahuan, pria dan istrinya hanya seperti anak-anak kecil yang tahu bahwa apa yang ada di sekitar mereka adalah sia-sia" (U. Cassuto, Genesis, jilid I,. P. 112).
Terutama khas adalah konsep kenabian "pengetahuan Allah" yang sangat menonjol dalam Hosea (Hosea 4:1, 6; 6:6; badingkan Amsal 2:5). Pengetahuan tentang Allah berasal dari peristiwa-peristiwa sejarah yang beredar di mana Allah telah dibuktikan dan telah menyatakan dirinya kepada individu yang dipilih seperti Abraham dan Musa. Wahyu ini harus diajar kepada orang lain, "Pengetahuan tentang Allah" muncul secara paralel dengan "takut akan Tuhan" (Yesaya 11:02; bandingkan Yesaya 58:2; Yeremia 22:16) sebagai deskripsi benar agama. Orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah mengakui Dia dan mematuhi Dia. Untuk melakukan keadilan dan kebenaran dan untuk menilai penyebab miskin dan yang membutuhkan adalah untuk mengetahui Allah (Yer 22:15-16). Di sisi lain di mana tidak ada pengetahuan tentang Allah adalah bersumpah, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah dan perusakan atas orang-orang (Hos 4:6; cf Isa 5:13.). Pengetahuan tentang Tuhan lebih menyenangkan baginya daripada mengorbankan (Hos 6:6). Pandangan kenabian zaman mesianis adalah suatu waktu di mana pengetahuan Allah meliputi bumi seperti air meliputi laut (Habakuk 2:14; bandingkan Yesaya 11:09).
ynIë[oD>YI Penyihir (KJV dan beberapa terjemahan modern); peramal (Berkeley Version, AR); semangat akrab (JPS, NEB); roh (NEB, NAB); pesulap (JB), dan tukang sihir (JB), Karena akar ynIë[oD>YI adalah verba [d;y "untuk mengetahui," tersirat dalam judul, oleh karena itu, pengetahuan esoterik tidak tersedia bagi orang biasa.
Kritik Teks
Namun menarik ketika kita melihat Kejadian 19:5, berbagai terjemahan sepertinya menggumuli kata h['Þd>n misalnya KJV, NRS, RSV, dan ASV menerjemahkan kata ini dengan kata ‘know’ yang berarti mengetahui/mengenal, namun NKJV menambahi kata ‘carnally’ yang berarti berkeinginan daging, bahkan NIV menerjemahkannya sebagai ‘sex’. TB-LAI sendiri menerjemahkan kata h['Þd>n dengan kata ‘pakai’ sedangkan BIMK menerjemahkannya dengan kata ‘bercampur’.
Melihat konteks naratifnya, saya melihat bahwa sebenarnya terjemahan KJV, NRS, RSV dan ASV tidak bermasalah ketika digabungkan ke dalam narasi Kejadian 19:5 tadi, karena sebenarnya apabila kita membayangkan orang-orang Sodom yang mengepung rumah Lot memiliki keinginan untuk mengetahui siapa kedua tamu yang ada di dalam rumah Lot yang menurut asumsi orang-orang Sodom akan menghakimi kota mereka.
Namun tampaknya ada sesuatu yang terdapat dalam makna kata h['Þd>n yang ingin ditonjolkan oleh terjemahan NKJV dan NIV. Melihat konteks cerita setelah ayat 5, lelaki-lelaki Sodom memiliki keinginan melakukan tindakan yang buruk terhadap kedua tamu Lot yang bermalam di rumah mereka karena mereka tahu bahwa tamu tersebut akan menjatuhkan hukuman atas Sodom.  Tindakan buruk ini menurut NIV dan NKJV adalah berhubungan seks secara laki-laki terhadap perempuan, hanya saja dilakukan terhadap laki-laki! NIV menerjemahkannya dengan sangat jelas, orang-orang Sodom ingin memperkosa orang-orang asing yang datang itu. Kiranya hal inilah yang memunculkan istilah sodomi dalam perkembangan bahasa. Istilah ini terutama menunjuk kepada homoseksualitas dan nafsu homoseks. Dalam tafsiran ini, melihat teks lainnya, dengan sangat keras menolak praktek sodomi sebagai praktek yang sangat keji (Imamat 20:13; Ulangan 23:17; 1 Korintus 6:9; 1 Timotius 1:8-10). Namun menariknya lagi, Imamat 20:13 menjelaskan praktek ini dengan kata bk;v' yang berarti berhubungan seksual (to lie down) bukannya menggunakan kata [d;y .
Ketertarikan saya mengetahui arti kata ini bermuara pada terjemahan Septuaginta yang juga menerjemahkan kata [d;y dengan kata suggi,nomai yang dalam bahasa Inggris diartikan ‘to have sexual intercourse’. Melihat terjemahan Septuaginta ini, tampaknya saya lebih setuju kepada TB-LAI apabila kata [d;y sendiri diterjemahkan dengan kata ‘pakai’ daripada BIMK yang menerjemahkannya ‘bercampur’ yang menurut saya kurang dapat ditangkap makna katanya. Mungkin TB-LAI melihat makna yang ada dalam teks tersebut. Dengan memakai kata ‘pakai’, orang Indonesia yang memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang Ibrani menjadi memiliki pandangan yang berkenaan dengan makna kata itu sendiri. Pandangan tentang kata [d;y oleh orang Ibrani sejatinya merupakan sebuah pengenalan—dalam arti persetubuhan—terhadap sesama lelaki. Hal ini dianggap najis dan hina karena Allah sangat menentang praktek prostitusi ini. Padahal praktek ini menjadi sesuatu yang biasa dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di sekitar Israel (Imamat 20:23; Hakim-hakim 19:22).
Melihat konteks narasi Sodom juga pada Kejadian 13:13 bahwa orang Sodom sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan. Dosa yang mungkin dilakukan oleh orang Sodom adalah praktek prostitusi tadi yang mengikuti cara hidup bangsa lain yang dipandang hina oleh Allah! Sempat saya berpikir, mengapa malaikat (tamu Lot) menghukum orang-orang Sodom ini, padahal mereka hanya ingin berkenalan (hehe..), namun tampaknya pemikiran ini menjadi menarik ketika Kejadian 13:13 menjelaskan orang Sodom sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan dan dosa yang hina dan menyebabkan hukuman mati itu dileburkan dengan konsep prostitusi dalam Imamat 20:13. Maka kesetujuan saya terhadap terjemahan TB-LAI ini dengan maksud tetap mempertahankan arti kata [d;y yang sebenarnya berarti ‘mengetahui/mengenal’ dengan tetap melihat makna dari konteks narasi dan literatur tersebut yang berarti ‘sebuah praktek prostitusi atau sodomi’ dengan menggunakan kata ‘pakai’ dengan maksud memasangkan konsep pemikiran orang Ibrani yang memiliki pemahaman yang tidak sesederhana dengan menerjemahkan ‘mengenal’, namun lebih dari itu yaitu ‘bersetubuh’.