Sabtu, 21 Mei 2011

Analytical Interpretation of Hebrew Writings

Abstraksi
Tulisan ini akan membahas seluruh pembelajaran yang saya terima di kelas Ibrani Lanjut yaitu mengenai penggunaan TWOT (Theological Wordbook of the Old Testament), Penggunaan Konkordansi Kata Ibrani, Aparatus, melihat konteks narasi dan literer teks, pararelisme sintetis, pararelisme antitetis, pararelisme sinonim, paronomasia, kiasme dengan melihat komposisi ayat, melihat jenis stem (Qal Imperfek, Qal Imperatif, Qal Partisif, Qal Jussive, Piel dan Hiphil), melihat kata alternatif selain yang dibahas yang memungkinkan untuk teks melalui konkordansi kata dan melakukan analisis terhadap hal tersebut.

CORETAN PERTAMA
Kejadian 19:5

ASV and they called unto Lot, and said unto him, Where are the men that came in to thee this night? bring them out unto us, that we may know them.

KJV And they called unto Lot, and said unto him, Where are the men which came in to thee this night? bring them out unto us, that we may know them.

NIV They called to Lot, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us so that we can have sex with them."

NKJ And they called to Lot and said to him, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us that we may know them carnally."

NRS, RSV and they called to Lot, "Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us, so that we may know them."

LXT kai. evxekalou/nto to.n Lwt kai. e;legon pro.j auvto,n pou/ eivsin oi` a;ndrej oi` eivselqo,ntej pro.j se. th.n nu,kta evxa,gage auvtou.j pro.j h`ma/j i[na suggenw,meqa auvtoi/j

 ~yvi²n"a]h' hYEôa; Alê Wrm.aYOæw: ‘jAl-la, WaÜr>q.YIw:  WTT Genesis 19:5
`~t'(ao h['Þd>nEw> Wnyleêae ~aeäyciAh hl'y>L"+h; ^yl,Þae WaB'î-rv,a]

BIS Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"

ITB Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka."

Konteks Narasi
Konteks narasi dalam Kejadian 19: 5 adalah pada saat itu, muncul kedua malaikat Tuhan ke rumah Lot. Lot menawarkan rumahnya untuk disinggahi mereka namun mereka menolak dan berencana untuk bermalam di tanah lapang. Namun Lot tetap memaksa mereka dan akhirnya mereka makan bersama di rumah Lot. Namun saat mereka akan beristirahat dan tidur di rumah Lot, semua laki-laki muda sampai yang tua di kota itu datang dan mengepung rumah Lot! Mereka berseru kepada Lot untuk mengeluarkan kedua tamu Lot untuk mereka pakai! Kata yang dipakai untuk kata ‘pakai’ adalah wened’ah yang berasal dari stem yada.

Konteks Literer
Kata yada digunakan sebanyak 944 kali dalam berbagai macam stem dan mengungkapkan banyak nuansa tentang ‘pengetahuan’ yang diperoleh oleh indera. Sinonim terdekatnya adalah ‘bîn yang berarti ‘untuk membedakan’ dan ‘nakar yang berarti ‘mengenali’. Akar kata ini dapat ditemukan di dalam bahasa Akkadia, Ugarit dan Qumran.
yada dalam hubungannya dengan Allah digunakan dalam menyatakan ‘pengetahuan Allah terhadap manusia’ (Ulangan 34:10), ‘cara/jalan-Nya’ (Yesaya 48:8), ‘pengetahuan yang dimulai bahkan sebelum kelahiran’ (Yeremia 1:5). Tuhan juga memiliki pengetahuan terhadap unggas (Mazmur 50:11). yada dalam hubungannya dengan manusia digunakan dalam menyatakan pengetahuan tentang ‘keterampilan dalam berburu’ (Kejadian 25:27), ‘pembelajaran’ (Yesaya 29:11-13), ratapan (Amos 5:16), berlayar di laut (2 Raja-raja 8:18), dan memainkan instrumen (1 Samuel 16:16). Dalam konteks tertentu, yada berarti ‘untuk membedakan’. ‘mengetahui yang baik dan yang jahat’ (Kejadian 3:5, 22) adalah hasil dari tidak mematuhi Tuhan. Untuk membedakan antara diperlukan atau tidak untuk raja (2 Samuel 19:36). Seorang anak tidak bisa membedakan antara tangan kiri dan kanan (Yunus 4:11) atau antara yang baik dan yang jahat (Ulangan 1:39). Konteks terakhir ini menyatakan pernyataan yang serupa dalam Yesaya 8:4 yang menunjukan referensi mengenai seorang anak tidak dapat membedakan apa yang bermanfaat dan berbahaya. Sementara biasanya diperoleh melalui pengalaman, pengetahuan juga persepsi kontemplatif yang dimiliki oleh orang bijak (Amsal 1:4; 2:6; 5:2; Pengkhotbah 1:18). yada digunakan  untuk mengekspresikan kenalan dengan orang dalam pernyataan seperti ‘kau tahu Laban?’ (Kejadian 29:5; Keluaran 1:8; 2 Samuel 3:25). yada juga digunakan untuk kenalan paling intim. Dalam hubungannya antara Tuhan dan manusia, yada mengekspresikan hubungan paling intim misalnya ketika Tuhan tahu Musa dengan nama dan tatap muka (Keluaran 33:17; Ulangan 34:10), Dia tahu Pemazmur sedang duduk dan bangun (Mazmur 139:2). Dalam hubungannya antar manusia, yada juga digunakan untuk menjelaskan hubungan seksual misalnya pada bagian laki-laki dan perempuan dalam eufimisme terkenal ‘Adam tahu Hawa istrinya’ dan paralelnya (Kejadian 4:1; 19:8; Bilangan 31:17; 35; Hakim-hakim 11:39; 21:11; 1 Raja-raja 1:4; 1 Samuel 1:19). yada juga digunakan dalam menggambarkan penyimpangan seksual seperti sodomi (Kejadian 19:5; Hakim-hakim 19:22) dan pemerkosaan (Hakim-hakim 19:25). Selain pengetahuan tentang hal yang sekuler, yada juga digunakan dalam menyatakan hubungan seseorang untuk ilahi, baik mengenal allah lain (Ulangan 13:3, 7, 14) atau dengan YHWH (1 Samuel 2:12; 3:7). Wabah di Mesir misalnya, dikirim sehingga Mesir mengetahui bahwa YHWH adalah Allah (Keluaran 10:2). YHWH menghancurkan (Yehemia 6:7) dan memulihkan Israel agar mereka tahu bahwa YHWH adalah Allah (Yesaya 60:16).[1]

Analisis Teks
Namun menarik ketika kita melihat Kejadian 19:5, berbagai terjemahan sepertinya menggumuli kata wened’ah misalnya KJV, NRS, RSV, dan ASV menerjemahkan kata ini dengan kata know yang berarti mengetahui/mengenal, namun NKJV menambahi kata carnally yang berarti berkeinginan daging, bahkan NIV menerjemahkannya sebagai sex. TB-LAI sendiri menerjemahkan kata wened’ah dengan kata pakai sedangkan BIMK menerjemahkannya dengan kata bercampur.
Melihat konteks naratifnya, saya melihat bahwa sebenarnya terjemahan KJV, NRS, RSV dan ASV tidak bermasalah ketika digabungkan ke dalam narasi Kejadian 19:5 tadi, karena sebenarnya apabila kita membayangkan orang-orang Sodom yang mengepung rumah Lot memiliki keinginan untuk mengetahui siapa kedua tamu yang ada di dalam rumah Lot yang menurut asumsi orang-orang Sodom akan menghakimi kota mereka. Namun tampaknya ada sesuatu yang terdapat dalam makna kata wened’ah yang ingin ditonjolkan oleh terjemahan NKJV dan NIV. Melihat konteks cerita setelah ayat 5, lelaki-lelaki Sodom memiliki keinginan melakukan tindakan yang buruk terhadap kedua tamu Lot yang bermalam di rumah mereka karena mereka tahu bahwa tamu tersebut akan menjatuhkan hukuman atas Sodom.  Tindakan buruk ini menurut NIV dan NKJV adalah berhubungan seks secara laki-laki terhadap perempuan, hanya saja dilakukan terhadap laki-laki! NIV menerjemahkannya dengan sangat jelas, orang-orang Sodom ingin memperkosa orang-orang asing yang datang itu. Kiranya hal inilah yang memunculkan istilah sodomi dalam perkembangan bahasa. Istilah ini terutama menunjuk kepada homoseksualitas dan nafsu homoseks. Dalam tafsiran ini, melihat teks lainnya, dengan sangat keras menolak praktek sodomi sebagai praktek yang sangat keji (Imamat 20:13; Ulangan 23:17; 1 Korintus 6:9; 1 Timotius 1:8-10). Namun menariknya lagi, Imamat 20:13 menjelaskan praktek ini dengan kata syakhav yang berarti berhubungan seksual (to lie down) bukannya menggunakan kata yada.
Lagipula, jika melihat bentuk stem yang digunakan untuk kata wened’ah ialah Qal Imperfek Cohortative yang berbentuk imperfek orang pertama yang biasanya menyatakan suatu pengharapan, suatu permohonan atau dorongan pribadi yang diinginkan si pembicara. Mungkin seringkali jika melihat teks ini, kata wened’ah akan terkesan memaksa, namun jika melihat arti sebenarnya dari stem ini, sesungguhnya tidak menyatakan demikian.
Ketertarikan saya mengetahui arti kata ini bermuara pada terjemahan Septuaginta yang juga menerjemahkan kata yada dengan kata sugginomai yang dalam bahasa Inggris diartikan ‘to have sexual intercourse’. Melihat terjemahan Septuaginta ini, tampaknya saya lebih setuju kepada TB-LAI apabila kata yada sendiri diterjemahkan dengan kata ‘pakai’ daripada BIMK yang menerjemahkannya ‘bercampur’ yang menurut saya kurang dapat ditangkap makna katanya. Mungkin TB-LAI melihat makna yang ada dalam teks tersebut. Dengan memakai kata ‘pakai’, orang Indonesia yang memiliki pemikiran yang berbeda dengan orang Ibrani menjadi memiliki pandangan yang berkenaan dengan makna kata itu sendiri. Pandangan tentang kata yada oleh orang Ibrani sejatinya merupakan sebuah pengenalan—dalam arti persetubuhan—terhadap sesama lelaki. Hal ini dianggap najis dan hina karena Allah sangat menentang praktek prostitusi ini. Padahal praktek ini menjadi sesuatu yang biasa dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di sekitar Israel (Imamat 20:23; Hakim-hakim 19:22).
Melihat konteks narasi Sodom juga pada Kejadian 13:13 bahwa orang Sodom sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan. Dosa yang mungkin dilakukan oleh orang Sodom adalah praktek prostitusi tadi yang mengikuti cara hidup bangsa lain yang dipandang hina oleh Allah! Sempat saya berpikir, mengapa malaikat (tamu Lot) menghukum orang-orang Sodom ini, padahal mereka hanya ingin “mengenal/mengetahui”, namun tampaknya pemikiran ini menjadi menarik ketika Kejadian 13:13 menjelaskan orang Sodom sangat jahat dan berdosa kepada Tuhan dan dosa yang hina dan menyebabkan hukuman mati itu dileburkan dengan konsep prostitusi dalam Imamat 20:13. Maka kesetujuan saya terhadap terjemahan TB-LAI ini dengan maksud tetap mempertahankan arti kata yada yang sebenarnya berarti ‘mengetahui/mengenal’ dengan tetap melihat makna dari konteks narasi dan literatur tersebut yang berarti ‘sebuah praktek prostitusi atau sodomi’ dengan menggunakan kata ‘pakai’ dengan maksud memasangkan konsep pemikiran orang Ibrani yang memiliki pemahaman yang tidak sesederhana dengan menerjemahkan ‘mengenal’, namun lebih dari itu yaitu ‘bersetubuh’.

Keterangan Tambahan Mengenai Kata “mengenal”
Kata ini memiliki banyak makna, diantaranya untuk:
1.      Mengetahui baik dan jahat  - Kej 3:22; Ul 1:39; Yes 7:14-15; Yun 4:11
2.      Mengenal oleh pengertian - Ul 9:2,3,6; 18:21
3.      Mengenal karena pengalaman - Ul 3:19; 4:35; 8:2,3,5; 11:2; 20:20; 31:13; Yos 23:14
4.      Mempertimbangkan      - Ul 4:39; 11:2; 29:16
5.      Mengenal secara pribadi
a.      Seseorang - Kej 29:5; Kel 1:8; Ul 22:2; 28:35,36; 33:9
b.      Suatu illah - Ul 11:28; 13:2,6,13; 28:64; 29:26; 32:17
c.       YHWH - Ul 4:35,39; 7:9; 29:6; Isa. 1:3; 56:10-11
d.      Seksual - Kej 4:1,17,25; 24:16; 38:26
6.      Suatu pengetahuan atau ketrampilan yang dipelajari - Yes 29:11,12; Am 5:16
7.      Menjadi bijaksana - Ul 29:4; Ams 1:2; 4:1; Yes 29:24
8.      Pengenalah Allah
a.      akan Musa - Deut. 34:10
b.      akan Israel - Deut. 31:21,27,29

CORETAN KEDUA
Mazmur 8:1-10
  WTT Psalm 8:1 לַמְנַצֵּ֥חַ עַֽל־הַגִּתִּ֗ית מִזְמ֥וֹר לְדָוִֽד׃2 יְהוָ֤ה אֲדֹנֵ֗ינוּ מָֽה־אַדִּ֣יר שִׁ֭מְךָ בְּכָל־הָאָ֑רֶץ אֲשֶׁ֥ר תְּנָ֥ה ה֜וֹדְךָ֗ עַל־הַשָּׁמָֽיִם׃
 3 מִפִּ֤י עֽוֹלְלִ֙ים׀ וְֽיֹנְקִים֘ יִסַּ֪דְתָּ֫ עֹ֥ז לְמַ֥עַן צוֹרְרֶ֑יךָ לְהַשְׁבִּ֥ית א֜וֹיֵ֗ב וּמִתְנַקֵּֽם׃
 4 כִּֽי־אֶרְאֶ֣ה שָׁ֭מֶיךָ מַעֲשֵׂ֣י אֶצְבְּעֹתֶ֑יךָ יָרֵ֥חַ וְ֜כוֹכָבִ֗ים אֲשֶׁ֣ר כּוֹנָֽנְתָּה׃
 5 מָֽה־אֱנ֥וֹשׁ כִּֽי־תִזְכְּרֶ֑נּוּ וּבֶן־אָ֜דָ֗ם כִּ֣י תִפְקְדֶֽנּוּ׃
 6 וַתְּחַסְּרֵ֣הוּ מְּ֭עַט מֵאֱלֹהִ֑ים וְכָב֖וֹד וְהָדָ֣ר תְּעַטְּרֵֽהוּ׃
 7 תַּ֭מְשִׁילֵהוּ בְּמַעֲשֵׂ֣י יָדֶ֑יךָ כֹּ֜ל שַׁ֣תָּה תַֽחַת־רַגְלָֽיו׃
 8 צֹנֶ֣ה וַאֲלָפִ֣ים כֻּלָּ֑ם וְ֜גַ֗ם בַּהֲמ֥וֹת שָׂדָֽי׃
 9 צִפּ֣וֹר שָׁ֭מַיִם וּדְגֵ֣י הַיָּ֑ם עֹ֜בֵ֗ר אָרְח֥וֹת יַמִּֽים׃
 10 יְהוָ֥ה אֲדֹנֵ֑ינוּ מָֽה־אַדִּ֥יר שִׁ֜מְךָ֗ בְּכָל־הָאָֽרֶץ׃

ITB  Psalm 8:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
 2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
 3 (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
 4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
 5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
 6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
 7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
 8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
 9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

Kiasme: Memahami Unsur Seni Dalam Komposisi Ayat
Saya mencoba mengelompokkan ayat ini menjadi sebuah komposisi sebagai berikut:
Ay.1     Judul Mazmur Pujian (Pembuka)
Ay.2     Pujian kepada Allah (A)
Ay.3     Hal kecil dengan tindakan yang besar (B)
Ay.4     Karya Illahi (C)
Ay.5     PIVOT: Manusia kesayangan Allah
Ay.6-7 Karya Illahi (C’)
Ay.8-9  Hal kecil dengan tindakan yang besar (B’)    
Ay.10   Pujian kepada Allah (A’ sekaligus sebagai Penutup)
Dengan melihat komposisi ayat ini, saya berarti tidak hanya berurusan dengan makna atau artinya saja melainkan bentuknya yang merupakan bagian dari seni.


Analisis Teks
Bentuk Piel[2]
Bentuk ini bersifat aktif dan menyatakan proses intensive dari suatu tindakan menjadi suatu status keberadaan.[3]
ü  “telah Kauletakkan”
Kata ini menggunakan bentuk piel perfek orang kedua maskulin tunggal yang merujuk kepada Allah. Dalam konteks kalimatnya, ini menekankan bahwa Allah sendirilah yang telah meletakkan dasar kekuatan tersebut. Kekuatan/tindakan besar dari hal-hal kecil—dalam hal ini mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu ini diberikan kekuatan oleh Allah sendiri untuk membungkam musuh dan pendendam. Selain itu bentuk perfek ini menandakan bahwa kejadian ini terjadi dahulu dan tetap sampai sekarang. Dengan kata lain, Allah sendiri sampai saat ini dan di masa yang akan datang akan terus meletakkan dasar-dasar kekuatan bagi hal-hal kecil demi tindakan besar.
ü  “Engkau telah membuatnya”
Kata ini menggunakan bentuk piel imperfek orang kedua maskulin tunggal yang jg merujuk kepada Allah dengan menggunakan suffix orang ketiga maskulin tunggal yang merujuk kepada manusia. Hal ini menekankan bahwa Allah sendirilah yang membuat manusia hampir setara dengan Allah. Hal ini biasa dikaitkan dengan Kejadian 1:26 yang menjelaskan bahwa Allah membuat manusia serupa dan segambar dengan-Nya dan oleh karena itu hampir setara dengan Allah.
ü  “telah memahkotainya”
Kata ini menggunakan bentuk piel imperfek orang kedua maskulin tunggal yang masih merujuk kepada Allah dengan juga menggunakan suffix orang ketiga maskulin tunggal yang merujuk kepada manusia. Hal ini cukup sederhana bahwa Allah sendirilah yang memahkotai manusia dengan kemuliaan dan hormat. Melihat analisis kata sebelumnya (point kedua) maka teranglah di sini bahwa karena manusia diciptakan oleh Allah sendiri hampir setara dengan Allah, maka Allah sendiri jugalah yang memahkotai manusia dengan hormat dan kemuliaan-Nya.

Bentuk Hiphil[4]
Bentuk ini bersifat aktif dari akar kata sebab-akibat sebagai kontras dari Piel. Bentuk ini bisa mempunyai suatu aspek yang serba membolehkan, namun biasanya menunjuk pada sebab dari suatu peristiwa. Ernst Jenni, seorang Jerman ahli tata bahasa Ibrani, percaya bahwa Piel menyatakan sesuatu yang akan menjadi suatu status keberadaan, sementara Hiphil menuunjukkan bagaimana terjadinya hal itu.[5]
ü  “membungkamkan musuh dan pendendam”
Kata ini menggunakan bentuk hiphil infinitive construct. Sebenarnya, dalam hiphil artinya adalah “untuk menghancurkan atau meniadakan”. Hal ini dilakukan oleh Allah dengan campur tangan manusia.
ü   “membuat dia berkuasa”
Kata ini menggunakan bentuk hiphil imperfek orang kedua maskulin tunggal. Bentuk hiphil ini menandakan bahwa kata “membuat dia berkuasa” berarti suatu pekerjaan yang dilakukan Allah bersama dengan manusia. Jika merujuk kepada Ernst, maka penyebab pembungkaman musuh dan pendendam manusia ini adalah Allah dan inilah yang menjadi tolak ukur penentu keberadaan manusia yang telah dimahkotai Allah.

Bentuk Qal Imperfek[6]
Bentuk ini menandakan sesuatu yang belum selesai, progresif, diulang atau tergantung dari situasi.[7] Ketika melihat bentuk qal ini maka pandangan awal kita, ini adalah sesuatu yang terjadi namun sampai saat ini dan belum selesai.
ü  “melihat langit-Mu”
Kata ini menggunakan bentuk Qal imperfek orang pertama netral tunggal yang merujuk kepada penulis. Bentuk ini menandakan bahwa penulis tidak hanya saat itu saja melihat langit-Nya, namun sampai sekarangpun dapat dilakukannya secara berulang-ulang.
ü  “mengingatnya” dan “mengindahkannya”
Kedua kata ini menggunakan bentuk Qal Imperfek orang kedua maskulin tunggal. Bentuk ini menandakan bahwa Allah mengingat dan mengindahkan manusia dari dahulu namun dilakukan secara berulang, bersifat progresif sampai sekarang dan tidak pernah selesai.

Bentuk Qal Partisif[8]
ü  “dan apa yang melintasi”
Kata ini menggunakan bentuk Qal Partisif karena seperti kata sifat dan kata benda, ia menyatakan sebuah konsepsi tentang sesuatu yang secara eksplisit tidak disebut di dalam teks. Dalam hal ini yaitu “apa yang”. BIS tidak memperlihatkan dengan jelas bentuk ini, namun ITB dengan baik menerjemahkan bentuk Qal partisif ini.

Pararelisme Antitetis

ITB  Psalm 8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.

Ayat ini memperlihatkan Pararelisme Antitetis. Hal ini saya putuskan ketika melihat kata “Kauletakkan” yang dalam bahasa inggris disebutkan established dengan kata “membungkamkan” yang dalam bahasa inggris disebutkan to destroy atau remove. Melihat beberapa terjemahan, BIS sepertinya tidak begitu memperlihatkan antonim ini dibandingkan NAS dan ITB.

BIS  Psalm 8:2 (8 - 3) dinyanyikan oleh anak-anak dan bayi. Pemerintahan-Mu teguh tak tergoyahkan untuk membungkamkan musuh dan lawan.
NAS  Psalm 8:2 From the mouth of infants and nursing babes Thou hast established strength, Because of Thine adversaries, To make the enemy and the revengeful cease.

Dengan melihat ayatnya, kita dengan mudah mengetahui bahwa frasa pertama berlawanan dengan frasa kedua.

Pararelisme Sintetis

ITB  Psalm 8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

Memang sulit membedakan pararelisme sintetis dengan pararelisme sinonim. Hal ini menurut saya dikarenakan dari pandangan penafsir yang berbeda-beda dan menurut pemahaman mereka dalam menafsirkan apakah ini merupakan pararelisme sintetis atau sinonim. Melihat ayat ini, awalnya saya menafsirkannya sebagai pararelisme sinonim, namun ketika melihat teksnya sekali lagi, ada faktor yang membuat saya nafsirkan ulang pemahaman saya yaitu kata kunci membuatnya hampir sama seperti Allah dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Memang terbilang sederhana jika ditafsirkan secara harafiah tanpa melihat teks Ibraninya, namun kejelasannya menurut saya sudah cukup. Membuat dengan memahkotainya tidak bisa dengan mudah disamakan. Memang asumsi awal akan mengatakan bahwa jika kita melihat Allah telah membuat manusia hampir sama seperti-Nya maka dengan kata lain bersinonim dengan Allah telah memahkotainya kemuliaan dan hormat (seperti Allah). Namun saya sendiri tidak menemukan di dalam Wilson yang menyatakan adanya konkordansi kata membuat dengan memahkotainya. Hal ini menandakan bahwa frasa kedua merupakan penjelasan sekaligus suatu tambahan dari frasa pertama yang berusaha dikembangkannya.[9]

ITB  Psalm 8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:

Kesulitan saya temukan ketika menentukan apakah ayat ini merupakan bagian dari pararelisme sinonim atau sintetis. Jika melihat terjemahan ITB—dan juga terjemahan lainnya—memang kata “berkuasa” sama dengan diletakkannya segala-galanya di bawah kakinya. Namun tidak begitu sebenarnya. Menurut saya, frasa kedua ini tidak sama dengan frasa pertama namun lebih berfungsi sebagai penjelas frasa pertama. Menurut Wilson’s pun kata ma’aseh tidak berkonkordansi dengan kata syit. Kata “Kauletakkan di bawah kakinya” merupakan pernjelasan dari kata “berkuasa”. Jadi kira-kira demikian, “segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kaki-(orang yang telah Engkau buat berkuasa atas buatan tangan-Mu)”. Melihat hal ini, jelaslah bahwa ayat ini merupakan bagian dari pararelisme sintetis.

Penjelasan Aparatus
Mazmur 8:1
ü  Aparatus pertama memberikan catatan terhadap kata עַֽל־הַגִּתִּ֗ית  (al-hagitit) BHS memberi catatan bahwa di dalam Septuaginta, terjemahan Yunani oleh Symmakhus dan Hieronymus in Psalmis atau kitab Mazmur yang diterjemahkan Hieronimus dari bahasa Ibrani (Psalterium iuxta Hebraeos) berbentuk plural, demikian juga pada pasal 81:1 dan 84:1.

Mazmur 8:2
ü  Aparatus kedua memberikan catatan terhadap frasa אֲשֶׁ֥ר תְּנָ֥ה  (asher tenah) BHS memberi catatan bahwa frasa ini telah rusak; dalam Septuaginta hoti eperte yang dalam bahasa Inggris biasa diterjemahkan that hold up/that lift up sedangkan dalam terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London dalam targum tertulis djhbt qui dedisti. Dalam terjemahan Yunani oleh Symmakhus dalam Hieronymus in Psalmis atau kitab Mazmur yang diterjemahkan Hieronimus dari bahasa Ibrani (Psalterium iuxta Hebraeos) ditulis hos etaxas; seharusnya aser natattah, diusulkan oleh peneliti modern asher nittan atau asher natnah.

Mazmur 8:3
ü  Aparatus ketiga memberikan catatan setelah frasa יִסַּ֪דְתָּ֫ עֹ֥ז  (yisadtta oz) BHS memberi catatan bahwa di dalam terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London ditulis tsbwhtk kemuliaan bagi Engkau.
ü  Aparatus keempat memberikan catatan setelah kata צוֹרְרֶ֑יךָ  (tsorereyka) BHS memberi catatan bahwa dalam Hieronymus in Psalmis atau kitab Mazmur yang diterjemahkan Hieronimus dari bahasa Ibrani (Psalterium iuxta Hebraeos) suffix/akhiran, afiks yang ditambahkan pada bagian belakang pangkal 1 singular/tunggal.

Mazmur 8:4
ü  Aparatus kelima memberikan catatan setelah kata כִּֽי־אֶרְאֶ֣ה  (ki-er’eh) BHS mencatat bahwa di dalam terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London berbentuk orang ketiga plural.
ü  Aparatus keenam memberikan catatan setelah kata שָׁ֭מֶיךָ   (syamekha) BHS mencatat bahwa di dalam Septuaginta mereka menghilangkan suffix/akhiran, afiks yang ditambahkan pada bagian belakang pangkal.
ü  Aparatus ketujuh memberikan catatan setelah kata מַעֲשֵׂ֣י  (ma’asey) BHS mencatat bahwa di dalam Targum dan banyak di dalam terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London ditulis ma’aseh.

Mazmur 8:6
ü  Aparatus kedelapan memberikan catatan setelah kata וְכָב֖וֹד  (nekhavod) BHS mencatat bahwa di dalam Septuaginta, terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London, dan Hieronymus in Psalmis atau kitab Mazmur yang diterjemahkan Hieronimus dari bahasa Ibrani (Psalterium iuxta Hebraeos) menghilangkan kata kerja penghubung.

Mazmur 8:7
ü  Aparatus kesembilan memberikan catatan pada kata תַּ֭מְשִׁילֵהוּ   (tamesyilehu) BHS mencatat bahwa biasanya nattamesyilehu bandingkan Septuaginta dan terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London.
ü  Aparatus kesepuluh memberikan catatan pada kata בְּמַעֲשֵׂ֣י  (bema’asey) BHS mencatat bahwa di dalam targum dan banyak di dalam terjemahan Siria (Pesyitta) yang disusun menurut saksi-saksi kodeks Ambrosianis dan kodeks terjemahan Siria menurut Poliglot London berakhiran שֵׂה֣ (seh).
ü  Aparatus kesebelas memberikan catatan setelah kata  כֹּ֜ל  (kol) BHS mencatat bahwa bandingkan dengan Mazmur 2:2 catatan b pada aparatus.

Mazmur 8:8
ü  Aparatus keduabelas sekaligus aparatus terakhir dalam Mazmur 8 memberikan catatan setelah kata  צֹנֶ֣ה (tsoneh) BHS mencatat bahwa beberapa menuliskannya צאנ֣ה (tsa’anah)

CORETAN TAMBAHAN
Sub tambahan ini saya masukan dengan melihat bahwa sulit sekali mencari satu pasal yang berisi ketiga pokok pembalajaran ini sehingga saya harus memisahkan ketiga pokok pembelajaran ini untuk dicarikan contohnya masing-masing.

Qal Imperatif
Bentuk Qal Imperatif sama seperti bentuk imperfek hanya saja menghilangkan prefiks-nya. Bentuk ini merupakan bentuk perintah.

  WTT Genesis 12:1 וַיֹּ֤אמֶר יְהוָה֙ אֶל־אַבְרָ֔ם לֶךְ־לְךָ֛ מֵאַרְצְךָ֥ וּמִמּֽוֹלַדְתְּךָ֖ וּמִבֵּ֣ית אָבִ֑יךָ אֶל־הָאָ֖רֶץ אֲשֶׁ֥ר אַרְאֶֽךָּ׃
ITB  Genesis 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

Kata “pergilah” לֶךְ־לְךָ֛ (lekh-lekha) merupakan salah satu bentuk dari Qal Imperative.

Qal Jussive
Bentuk Qal Jussive sama seperti bentuk imperfek pendek. Yang membedakan bentuk imperfect dengan jussive ialah bentuk imperfek biasanya merujuk kepada semua bentuk person (orang pertama, kedua dan ketiga) namun bentuk jussive hanya terdapat dalam bentuk orang kedua dan ketiga.

  WTT Genesis 1:3 וַיֹּ֥אמֶר אֱלֹהִ֖ים יְהִ֣י א֑וֹר וַֽיְהִי־אֽוֹר׃
ITB  Genesis 1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

Kata “Jadilah terang” יְהִ֣י א֑וֹר (yehi ‘or) merupakan salah satu bentuk dari Qal Jussive ini.

Pararelisme Sinonim

Proverbs 1:32  32 Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya.

Di dalam ayat ini saya menemukan dua frase kunci yang mengarahkan saya kepada keputusan bahwa ayat ini merupakan pararelisme sinonim yaitu tak berpengalaman akan dibunuh dan orang bebal akan dibinasakan.  KJV, NIV, NKJ, NRS, RSV menerjemahkan orang tak berpengalaman dengan kata simple dan orang bebal dengan kata fool. Orang tak berpengalaman (simple) yang dalam Wilson’s memiliki kata Ibrani peti tidak terlalu dibedakan dengan orang bebal (fool atau foolish) yang memakai kata Ibrani kasal walaupun penjelasan di dalam Wilson’s terpisah. Namun dibunuh dan dibinasakan menurut Wilson’s memiliki kata Ibrani yang sepadan yaitu harag dan avad[10] yang menurut KJV, NIV, NKJ, NRS dan RSV diterjemahkan dengan kata destroy.  Namun tampaknya TB-LAI lebih condong kepada terjemahan Septuaginta yang menerjemahkannya sebagai kata poneuo yang artinya dibunuh atau dibinasakan. Maka jika saya mereduksi ayat ini melalui kedua analisis frasa, maka saya menemukan kesepadanan dan menghasilkan pemikiran akan sebuah frasa sepadan yaitu orang bodoh akan dihancurkan.
Melihat konteksnya, Amsal ini ditulis bertolak dari pemikiran bahwa penulis menyajikan hikmat ini menjadi berbicara seperti seorang Nabi secara khusus sebagai proyeksi Nabi Yeremia yang berkali-kali mengalami penolakan dalam pewartaannya. Temanya adalah hikmat menjanjikan istirahat dan kedamaian dari ketakutan kepada orang yang mencari nasihat dan teguran (ay. 25, 30), pengetahuan dan ketakutan akan Tuhan (ay.29). Namun orang bebal dan tidak berpengalaman melihat nilai dalam mencari hikmat akan dihancurkan.
Seringkali kita mengalami hal yang seperti ini. Hal yang biasa melanda kita dengan kebebalan adalah kejenuhan kita, bahkan keterbiasaan kita pun kadang membuat kita bebal. Maksudnya adalah seringkali kita melakukan penolakan baik secara sengaja (ini yang disebut bodoh atau fool) maupun yang tidak disengaja (ini yang disebut tidak berpengalaman atau simple) membuat kita bebal dan konsekuensinya adalah penghancuran (destroy) atau penghancuran (destruction). Pengingatan ini dikumandangkan kitab Amsal dalam kita memahami keberadaan kita di hadapan Allah. Allah adalah sumber hikmat, dan dari sanalah kita memperoleh hikmat. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita aktif mencari dan mendekatkan diri kita ke arah hikmat?

Paronomasia
Paronomasia menunjukkan kepada kita pengulangan-pengulangan yang terjadi di dalam sebuah pasal atau sebagian dari pasal tersebut. Dengan begitu kita mencoba untuk memahami untuk apa pasal ini digunakan.

Qohelet 3:1-8
  WTT Ecclesiastes 3:1 לַכֹּ֖ל זְמָ֑ן וְעֵ֥ת לְכָל־חֵ֖פֶץ תַּ֥חַת הַשָּׁמָֽיִם׃ ס2 עֵ֥ת לָלֶ֖דֶת וְעֵ֣ת לָמ֑וּת עֵ֣ת לָטַ֔עַת וְעֵ֖ת לַעֲק֥וֹר נָטֽוּעַ׃
 3 עֵ֤ת לַהֲרוֹג֙ וְעֵ֣ת לִרְפּ֔וֹא עֵ֥ת לִפְר֖וֹץ וְעֵ֥ת לִבְנֽוֹת׃
 4 עֵ֤ת לִבְכּוֹת֙ וְעֵ֣ת לִשְׂח֔וֹק עֵ֥ת סְפ֖וֹד וְעֵ֥ת רְקֽוֹד׃
 5 עֵ֚ת לְהַשְׁלִ֣יךְ אֲבָנִ֔ים וְעֵ֖ת כְּנ֣וֹס אֲבָנִ֑ים עֵ֣ת לַחֲב֔וֹק וְעֵ֖ת לִרְחֹ֥ק מֵחַבֵּֽק׃
 6 עֵ֤ת לְבַקֵּשׁ֙ וְעֵ֣ת לְאַבֵּ֔ד עֵ֥ת לִשְׁמ֖וֹר וְעֵ֥ת לְהַשְׁלִֽיךְ׃
 7 עֵ֤ת לִקְרוֹ֙עַ֙ וְעֵ֣ת לִתְפּ֔וֹר עֵ֥ת לַחֲשׁ֖וֹת וְעֵ֥ת לְדַבֵּֽר׃
 8 עֵ֤ת לֶֽאֱהֹב֙ וְעֵ֣ת לִשְׂנֹ֔א עֵ֥ת מִלְחָמָ֖ה וְעֵ֥ת שָׁלֽוֹם׃ ס

ITB  Ecclesiastes 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
 2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
 3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
 4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
 5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
 6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
 7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
 8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Dengan melihat teks ini, saya berasumsi bahwa ini merupakan Paronomasia. Memang tidak sejelas Mazmur 136 atau Mazmur 150 yang menunjukkan konteks keliturgiannya, teks ini lebih mengarah kepada sebuah sayir nasehat bijaksana. Ini bukanlah sebuah penelitian moral, mana waktu yang baik dan waktu yang buruk, melainkan sebuah penilaian yang paling buruk ialah bahwa semua itu adalah semua yang tak terhindarkan. Kelahiran dan kematian, menanam dan menuai, membunuh dan menyembuhkan, itu semua terus berlangsung tanpa peduli pada apa yang kita lakukan.
            Yang menarik untuk saya ialah, ayat 1 merupakan ide pokok dari teks ini dengan ditambahkan tujuh ayat penjelas yang di dalamnya memiliki pasangan yang berlawanan. Angka tujuh ini dimaknai sebagai sebuah ke-“lengkap”-an atau ke-“sempurna”-an. Hal ini didapati dengan melihat budaya-budaya kuno yang mengatakan demikian. Misalnya berdasarkan kisah penciptaan dunia, satu minggu terbagi dalam tujuh hari (Kej 1:1-2:3), hari ketujuh dikuduskan (Kel 20:8-11), perlengkapan dan ruangan Bait Allah terbagi atas tujuh bagian (1 Raj 7:17; Yeh 40:22, 26), dll.

DAFTAR PUSTAKA
Harris, et als., Theological Wordbook of the Old Testament
Walker-Jones, Arthur., Hebrew for Biblical Interpretation, Houston Mill Road, Atalanta: Society of Biblical Literature
Wilson, William., Wilson’s Old Testament Word Studies, McLEAN, VA. 22102: Mac Donald Publishing CO


[1] Harris, et als., Theological Wordbook of the Old Testament
[2] Ditandai dengan highlight warna kuning
[3] Walker-Jones, Arthur., Hebrew for Biblical Interpretation, (Houston Mill Road, Atalanta: Society of Biblical Literature) Pg. 133.
[4] Ditandai dengan highlight warna biru muda
[5] Hebrew for Biblical, Pg. 128-129.
[6] Ditandai dengan highlight warna merah
[7] Hebrew for Biblical, Pg. 60.
[8] Ditandai dengan highlight warna abu-abu muda
[9] Wilson, William., eds. Wilson’s Old Testament Word Studies. (McLean, VA: Mac Donald Publishing CO) pg. 102-103
[10] William Wilson. Wilson’s Old Testament Word Studies, (McLEAN, VA. 22102: Mac Donald Publishing CO.), Pg. 120.