Senin, 10 Januari 2011

Imam Israel Kuna

Pendahuluan

Bangsa Israel mengenal imam pertama pada zaman Musa. Bangsa Israel Kuno memiliki adat istiadat yang mengharuskan setiap anak sulung untuk dikuduskan bagi Allah sebagai peringatan akan pemeliharaan Allah kepada bangsa itu sendiri. Mereka dikhususkan bagi Allah guna memperingati pemeliharaan Allah kepada anak sulung ketika tulah yang terakhir melanda Mesir (Keluaran 13:2,15). Namun Musa melihat bahwa kebiasaan tentang anak sulung ini tidak praktis maka Musa sendiri memutuskan untuk menetapkan bangsa Lewi sebagai pengganti anak sulung dari setiap suku (bnd. Bilangan 3:11 dst.). Pada zaman pembuangan, imam bangsa Israel belum terorganisir dengan baik. Kemungkinan besar para imam ini dapat diorganisir dengan baik setelah mereka memasuki tanah perjanjian.

Dalam berkat Musa telah ditentukan bahwa kaum Lewi ditetapkan sebagai Imam (Ulangan 33:8, dyb). Awalnya dianggap bahwa sebaiknya imam itu adalah orang Lewi namun pada akhirnya dianggap mutlak perlu imam itu harus seseorang dari suku Lewi.[1] Namun ‘Lewi’ itu sendiri belum dapat dipastikan apakah mereka pasti keturunan dari suku Lewi sendiri.

Imam juga pada waktu zaman Yehezkiel dibatasi kepada mereka yang digabungkan sebagai keturunan langsung dari Harun dan sisanya diberi status lebih rendah dengan nama Lewi (Bilangan 3:6, dyb.; 18:1,dyb.).[2] Sedangkan keturunan Harun sendiri dibagi atas dua bagian, keturunan Eleazar atau biasa disebut kaum Zadok dan keturunan Itamar. Mereka bekerja dalam bait Allah secara bergantian (Bilangan 3:4; Imamat 10:6, dyb.).

Namun sedikit dapat disimpulkan bahwa imamat di Bait Suci tidak pernah terdiri hanya dari keturunan Harun dan Lewi. Karena Imam besar mungkin sekali merupakan keturunan imam Yebusi. Sedangkan kaum Lewi terambil dari imam-imam yang sudah memiliki nama ‘Lewi’ yang diberikan karena mereka hanya melakukan fungsi-fungsi sebagai Imam.

Pembahasan

A.   Sejarah Imam

Pada zaman Musa, ditetapkan bahwa Harun dan anak-anaknya bertugas memimpin dan mengatur peribadatan bangsa Israel. Mereka bertugas mempersembahkan berbagai jenis korban persembahan. Harun mempunyai empat orang anak yaitu Nadab, Abihud, Eleazar dan Itamar. Setelah Harun mati Nadab dan Abihud juga mati ketika mereka mempersembahkan api yang asing di hadapan Allah.[3] Oleh karena itu Eleazar dan Itamarlah yang melanjutkan tugas keimaman. Dari sinilah lahir kaum Zadok dari kelompok Eleazar dan kelompok Itamar dalam tradisi keimaman.

B.   Peranan Imam

Imam berperan penting dalam hal spiritualitas bangsa Israel Kuno. Ia menjadi jembatan bagi manusia dan Illahi.[4] Peran utama seorang imam adalah sebagai pemimpin ibadah, ritus dan kultus. Imam juga diwajibkan untuk menjaga api tetap menyala di atas mezbah. Imam bertanggungjawab atas hukum-hukum yang mengatur hidup bangsa Israel. Dalam pemerintahan bangsa Israel, mereka mempunyai dua hukum. Pertama adalah hukum yang mengatur hidup umat Israel, sedangkan yang kedua adalah hukum yang didasarkan pada kehendak Allah yang mutlak.

C.   Fungsi Imam

Fungsi utama Imam adalah melayani di hadapan Tuhan (Ulangan 18:5,7). Namun fungsi imam juga terbagi menjadi empat bagian yaitu fungsi dalam sistem kurban, pemeliharaan tradisi kultis, mengajar Tôrâ, dan penyampaian berkat.

1.      Fungsi dalam penyampaian berkat

Fungsi yang dilakukan seorang imam adalah mengucapkan berkat. Hal ini dapat dibuktikan di dalam Bilangan 6:24 saat Allah berfirman kepada Musa untuk memberitahukan kepada Harun dan anak-anaknya kata-kata saat memberikan berkat. Imam juga memberikan nasihat kepada semua orang tentang tanggungjawabnya dan kewajibannya kepada Allah serta berbagai hubungan/relasi dengan sesama manusia.

2.      Fungsi dalam mengajar Tôrâ

Imamat bertugas dan kewajiban untuk mempelajari Tôrâ. Mereka harus mendalami, memahami serta menterjemahkan Tôrâ. Oleh karena tuntutan itu merekalah orang-orang yang sangat paham dengan Tôrâ. Namun hal ini berdampak negatif dalam Perjanjian Baru. Terdapat perbedaan antara Imam dan Ahli Taurat yang bermaksud untuk memaksimalkan tugas masing-masing namun terjadi kesewenang-wenangan yang dilakukan para Ahli Taurat dengan menambahkan aturan-aturan mereka sendiri ke dalam hukum-hukum Yahudi.

3.      Fungsi dalam pemeliharaan tradisi-tradisi kultus

Imam merupakan wadah penyimpanan tradisi-tradisi bangsa Israel. Mereka yang memberi nasihat kepada bangsa Israel dalam setiap perkara berkenaan denga ritus dan kultus. Imamlah yang bertugas untuk membedakan antara suci dan yang sekular (Imamat 10:10). Imam sebagai penjaga kesucian ritual umat Israel karena kesucian dan kenajisan ritual dipandang penting sekali bagi bangsa Israel.

4.      Fungsi dalam sistem kurban

Kewajiban seorang Imam dalam sistem kurban yang terpenting adalah untuk mengawasi penggunaan darah dalam tata cara pengurbanan. Darah dianggap sakral dan keramat sehingga biasanya darah dituangkan di depan mezbah. Hukuman atas dosa ialah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa.[5] Di bawah ini merupakan tabel lengkap mengenai tugas imam dalam sistem kurban bakaran dan kurban persembahan dalam kitab Imamat.[6]

Kurban Bakaran dan Kurban Persembahan dalam Kitab Imamat


KURBAN
TUJUAN
JENIS PERSEMBAHAN
SIFAT KURBAN
TINDAKAN PEMBAWA
TINDAKAN IMAM
ola
kurban bakaran
Menebus dosa umum yang tidak disengaja
Ternak jantan tanpa cacat atau dua ekor merpati
Dibakar habis
Membawa kurban meletakkan tangan di atas kepala hewan. Menyembelih, menguliti, memotong
Menerima kurban mencurahkan darah di sekitar mezbah. Meletakkan potongan hewan dalam api. Mencuci isi perut dan kaki
khattat
kurban penghapusan dosa
Menebus dosa khusus yang tidak disengaja
Imam : lembu jantan muda; Jemaat : lembu jantan muda; Pemuka : kambing jantan; Rakyat jelata : kambing betina; Orang miskin : dua ekor burung; Amat miskin : tepung
Bagian lemak dibakar, sisa dimakan
Membawa kurban (tua-tua membawa kurban atas nama jemaah)
Menerima kurban. Mencurahkan darahnya di sekitar mezbah. Meletakkan potongan hewan dalam api. Mencuci isi perut dan kaki
asyam
kurban penebus salah
Menebus dosa tidak disengaja dengan ganti rugi
Sama seperti kurban penghapus dosa ditambah ganti rugi
Sama seperti kurban penghapus dosa
Lebih dahulu mengganti rugi lalu sama seperti kurban penghapus dosa
Sama seperti kurban penghapus dosa
minkha
kurban sajian
Memohon agar Allah berkenan
Tepung halus, roti bundar atau tipis atau hulu hasil dengan minyak, kemenyan, garam, tanpa ragi dan madu. Biasanya disertai kurban hewan
Sebagian (azkara) dibakar
Membawa kurban. Mengambil segenggam
Membakar segenggam imam dan anak-anaknya memakan selebihnya
syelamin
kurban keselamatan




toda
kurban syukur
neder
kurban nazar
nedaba
kurban sukarela
Mengucap syukur





Atas berkat yang diterima

Atas pemenuhan nazar

Dari hati yang bersukacita
Ternak jantan atau betina tanpa cacat
Bagian lemak dibakar sisanya dimakan
Membawa kurban. Meletakkan tangan di atas kepala. Menyembelih, menguliti, memotong

Memakan selebihnya*
(pada hari yang sama atau keesokan harinya)

*perhatikan sifat komunal dari kurban-kurban keselamatan
Menerima kurban, mencurahkan darah di sekitar mezbah, membakar sisanya


Memakan selebihnya* (pada hari yang sama)


D.   Kehidupan Imam

Oleh karena imam bertugas untuk melayani Tuhan, maka kehidupannya harus menunjukkan kesucian mereka. Meskipun dalam kehidupannya seringkali ada Imam yang jatuh, seperti ketika Nadab dan Abihu yang dihukum Allah. Imam tidak bekerja untuk menghasilkan uang. Mereka hidup dari persembahan dan pemberian orang-orang Israel. Dalam kurban hewan, Imam berhak mendapatkan paha depan, kedua rahang dan perut besar. Dalam hasil pertanian, Imam berhak mendapatkan hasil pertama dari gandum, minyak, anggur, dan bulu guntingan domba.

Kesimpulan

Imamat bangsa Israel berberperan sangat penting dalam spiritualitas bangsa Israel sendiri. Imamat sebagai kepala dalam rumah Ibadah dan pengawas berlangsungnya seluruh kegiatan spiritual. Kelangsungan hidup bangsa Israel pun ditentukan oleh spiritualitas mereka. Baik dalam bidang politik, ekonomi bahkan militer mereka bergantung pada kehidupan beribadah mereka dan hal inilah yang mengatur secara mutlak bangsa Israel. Hal ini sangat diyakini oleh seluruh bangsa Israel dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat Israel. Adat istiadat ini terus berlangsung hingga sekarang pada orang Yahudi.

Daftar Pustaka

Lasor, W. S, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah, diterjemahkan oleh Werner Tan, dkk. Cet.13. 2009. BPK Gunung Mulia : Jakarta.
Suharyo, I. Mengenal Alam Hidup Perjanjian Lama.1993. Kanisius : Yogyakarta.
Rowley, H. H. Ibadat ISRAEL Kuno, diterjemahkan oleh Dr. I. J. Cairns. Cetakan IV. 2004. BPK Gunung Mulia : Jakarta.


[1] Rowley, H. H. Ibadat ISRAEL Kuno, diterjemahkan oleh Dr. I. J. Cairns. Cetakan IV. 2004. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Hlm 77.
[2] Dalam hal ini ‘Lewi’ belum tentu juga merupakan keturunan suku Lewi asli.
[3] Dalam hal ini tidak pernah disebutkan di dalam Alkitab mengenai apa api tersebut seperti apakah yang mereka dipersembahkan dan mengapa sampai mereka bisa mati.
[4] Suharyo, I. Mengenal Alam Hidup Perjanjian Lama.1993. Kanisius : Yogyakarta. Hlm. 89.
[5] Dalam Perjanjian Baru kurban berupa kambing dan domba dianggap lambang saja, “sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Ibrani 10:4). Sedangkan, darah Kristus yang dipersembahkan sekali untuk selama-lamanya merupakan kurban yang sempurna.
[6] Lasor, W. S, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah, diterjemahkan oleh Werner Tan, dkk. Cet.13. 2009. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Hlm. 220, 221.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar