Pendahuluan
Bangsa Israel mengenal imam pertama pada zaman Musa. Bangsa Israel Kuno memiliki adat istiadat yang mengharuskan setiap anak sulung untuk dikuduskan bagi Allah sebagai peringatan akan pemeliharaan Allah kepada bangsa itu sendiri. Mereka dikhususkan bagi Allah guna memperingati pemeliharaan Allah kepada anak sulung ketika tulah yang terakhir melanda Mesir (Keluaran 13:2,15). Namun Musa melihat bahwa kebiasaan tentang anak sulung ini tidak praktis maka Musa sendiri memutuskan untuk menetapkan bangsa Lewi sebagai pengganti anak sulung dari setiap suku (bnd. Bilangan 3:11 dst.). Pada zaman pembuangan, imam bangsa Israel belum terorganisir dengan baik. Kemungkinan besar para imam ini dapat diorganisir dengan baik setelah mereka memasuki tanah perjanjian.
Dalam berkat Musa telah ditentukan bahwa kaum Lewi ditetapkan sebagai Imam (Ulangan 33:8, dyb). Awalnya dianggap bahwa sebaiknya imam itu adalah orang Lewi namun pada akhirnya dianggap mutlak perlu imam itu harus seseorang dari suku Lewi.[1] Namun ‘Lewi’ itu sendiri belum dapat dipastikan apakah mereka pasti keturunan dari suku Lewi sendiri.
Imam juga pada waktu zaman Yehezkiel dibatasi kepada mereka yang digabungkan sebagai keturunan langsung dari Harun dan sisanya diberi status lebih rendah dengan nama Lewi (Bilangan 3:6, dyb.; 18:1,dyb.).[2] Sedangkan keturunan Harun sendiri dibagi atas dua bagian, keturunan Eleazar atau biasa disebut kaum Zadok dan keturunan Itamar. Mereka bekerja dalam bait Allah secara bergantian (Bilangan 3:4; Imamat 10:6, dyb.).
Namun sedikit dapat disimpulkan bahwa imamat di Bait Suci tidak pernah terdiri hanya dari keturunan Harun dan Lewi. Karena Imam besar mungkin sekali merupakan keturunan imam Yebusi. Sedangkan kaum Lewi terambil dari imam-imam yang sudah memiliki nama ‘Lewi’ yang diberikan karena mereka hanya melakukan fungsi-fungsi sebagai Imam.
Pembahasan
A. Sejarah Imam
Pada zaman Musa, ditetapkan bahwa Harun dan anak-anaknya bertugas memimpin dan mengatur peribadatan bangsa Israel. Mereka bertugas mempersembahkan berbagai jenis korban persembahan. Harun mempunyai empat orang anak yaitu Nadab, Abihud, Eleazar dan Itamar. Setelah Harun mati Nadab dan Abihud juga mati ketika mereka mempersembahkan api yang asing di hadapan Allah.[3] Oleh karena itu Eleazar dan Itamarlah yang melanjutkan tugas keimaman. Dari sinilah lahir kaum Zadok dari kelompok Eleazar dan kelompok Itamar dalam tradisi keimaman.
B. Peranan Imam
Imam berperan penting dalam hal spiritualitas bangsa Israel Kuno. Ia menjadi jembatan bagi manusia dan Illahi.[4] Peran utama seorang imam adalah sebagai pemimpin ibadah, ritus dan kultus. Imam juga diwajibkan untuk menjaga api tetap menyala di atas mezbah. Imam bertanggungjawab atas hukum-hukum yang mengatur hidup bangsa Israel. Dalam pemerintahan bangsa Israel, mereka mempunyai dua hukum. Pertama adalah hukum yang mengatur hidup umat Israel, sedangkan yang kedua adalah hukum yang didasarkan pada kehendak Allah yang mutlak.
C. Fungsi Imam
Fungsi utama Imam adalah melayani di hadapan Tuhan (Ulangan 18:5,7). Namun fungsi imam juga terbagi menjadi empat bagian yaitu fungsi dalam sistem kurban, pemeliharaan tradisi kultis, mengajar Tôrâ, dan penyampaian berkat.
1. Fungsi dalam penyampaian berkat
Fungsi yang dilakukan seorang imam adalah mengucapkan berkat. Hal ini dapat dibuktikan di dalam Bilangan 6:24 saat Allah berfirman kepada Musa untuk memberitahukan kepada Harun dan anak-anaknya kata-kata saat memberikan berkat. Imam juga memberikan nasihat kepada semua orang tentang tanggungjawabnya dan kewajibannya kepada Allah serta berbagai hubungan/relasi dengan sesama manusia.
2. Fungsi dalam mengajar Tôrâ
Imamat bertugas dan kewajiban untuk mempelajari Tôrâ. Mereka harus mendalami, memahami serta menterjemahkan Tôrâ. Oleh karena tuntutan itu merekalah orang-orang yang sangat paham dengan Tôrâ. Namun hal ini berdampak negatif dalam Perjanjian Baru. Terdapat perbedaan antara Imam dan Ahli Taurat yang bermaksud untuk memaksimalkan tugas masing-masing namun terjadi kesewenang-wenangan yang dilakukan para Ahli Taurat dengan menambahkan aturan-aturan mereka sendiri ke dalam hukum-hukum Yahudi.
3. Fungsi dalam pemeliharaan tradisi-tradisi kultus
Imam merupakan wadah penyimpanan tradisi-tradisi bangsa Israel. Mereka yang memberi nasihat kepada bangsa Israel dalam setiap perkara berkenaan denga ritus dan kultus. Imamlah yang bertugas untuk membedakan antara suci dan yang sekular (Imamat 10:10). Imam sebagai penjaga kesucian ritual umat Israel karena kesucian dan kenajisan ritual dipandang penting sekali bagi bangsa Israel.
4. Fungsi dalam sistem kurban
Kewajiban seorang Imam dalam sistem kurban yang terpenting adalah untuk mengawasi penggunaan darah dalam tata cara pengurbanan. Darah dianggap sakral dan keramat sehingga biasanya darah dituangkan di depan mezbah. Hukuman atas dosa ialah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa.[5] Di bawah ini merupakan tabel lengkap mengenai tugas imam dalam sistem kurban bakaran dan kurban persembahan dalam kitab Imamat.[6]
Kurban Bakaran dan Kurban Persembahan dalam Kitab Imamat
KURBAN | TUJUAN | JENIS PERSEMBAHAN | SIFAT KURBAN | TINDAKAN PEMBAWA | TINDAKAN IMAM |
ola kurban bakaran | Menebus dosa umum yang tidak disengaja | Ternak jantan tanpa cacat atau dua ekor merpati | Dibakar habis | Membawa kurban meletakkan tangan di atas kepala hewan. Menyembelih, menguliti, memotong | Menerima kurban mencurahkan darah di sekitar mezbah. Meletakkan potongan hewan dalam api. Mencuci isi perut dan kaki |
khattat kurban penghapusan dosa | Menebus dosa khusus yang tidak disengaja | Imam : lembu jantan muda; Jemaat : lembu jantan muda; Pemuka : kambing jantan; Rakyat jelata : kambing betina; Orang miskin : dua ekor burung; Amat miskin : tepung | Bagian lemak dibakar, sisa dimakan | Membawa kurban (tua-tua membawa kurban atas nama jemaah) | Menerima kurban. Mencurahkan darahnya di sekitar mezbah. Meletakkan potongan hewan dalam api. Mencuci isi perut dan kaki |
asyam kurban penebus salah | Menebus dosa tidak disengaja dengan ganti rugi | Sama seperti kurban penghapus dosa ditambah ganti rugi | Sama seperti kurban penghapus dosa | Lebih dahulu mengganti rugi lalu sama seperti kurban penghapus dosa | Sama seperti kurban penghapus dosa |
minkha kurban sajian | Memohon agar Allah berkenan | Tepung halus, roti bundar atau tipis atau hulu hasil dengan minyak, kemenyan, garam, tanpa ragi dan madu. Biasanya disertai kurban hewan | Sebagian (azkara) dibakar | Membawa kurban. Mengambil segenggam | Membakar segenggam imam dan anak-anaknya memakan selebihnya |
syelamin kurban keselamatan toda kurban syukur neder kurban nazar nedaba kurban sukarela | Mengucap syukur Atas berkat yang diterima Atas pemenuhan nazar Dari hati yang bersukacita | Ternak jantan atau betina tanpa cacat | Bagian lemak dibakar sisanya dimakan | Membawa kurban. Meletakkan tangan di atas kepala. Menyembelih, menguliti, memotong Memakan selebihnya* (pada hari yang sama atau keesokan harinya) *perhatikan sifat komunal dari kurban-kurban keselamatan | Menerima kurban, mencurahkan darah di sekitar mezbah, membakar sisanya Memakan selebihnya* (pada hari yang sama) |
D. Kehidupan Imam
Oleh karena imam bertugas untuk melayani Tuhan, maka kehidupannya harus menunjukkan kesucian mereka. Meskipun dalam kehidupannya seringkali ada Imam yang jatuh, seperti ketika Nadab dan Abihu yang dihukum Allah. Imam tidak bekerja untuk menghasilkan uang. Mereka hidup dari persembahan dan pemberian orang-orang Israel. Dalam kurban hewan, Imam berhak mendapatkan paha depan, kedua rahang dan perut besar. Dalam hasil pertanian, Imam berhak mendapatkan hasil pertama dari gandum, minyak, anggur, dan bulu guntingan domba.
Kesimpulan
Imamat bangsa Israel berberperan sangat penting dalam spiritualitas bangsa Israel sendiri. Imamat sebagai kepala dalam rumah Ibadah dan pengawas berlangsungnya seluruh kegiatan spiritual. Kelangsungan hidup bangsa Israel pun ditentukan oleh spiritualitas mereka. Baik dalam bidang politik, ekonomi bahkan militer mereka bergantung pada kehidupan beribadah mereka dan hal inilah yang mengatur secara mutlak bangsa Israel. Hal ini sangat diyakini oleh seluruh bangsa Israel dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat Israel. Adat istiadat ini terus berlangsung hingga sekarang pada orang Yahudi.
Daftar Pustaka
Lasor, W. S, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah, diterjemahkan oleh Werner Tan, dkk. Cet.13. 2009. BPK Gunung Mulia : Jakarta.
Suharyo, I. Mengenal Alam Hidup Perjanjian Lama.1993. Kanisius : Yogyakarta.
Rowley, H. H. Ibadat ISRAEL Kuno, diterjemahkan oleh Dr. I. J. Cairns. Cetakan IV. 2004. BPK Gunung Mulia : Jakarta.
[1] Rowley, H. H. Ibadat ISRAEL Kuno, diterjemahkan oleh Dr. I. J. Cairns. Cetakan IV. 2004. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Hlm 77.
[3] Dalam hal ini tidak pernah disebutkan di dalam Alkitab mengenai apa api tersebut seperti apakah yang mereka dipersembahkan dan mengapa sampai mereka bisa mati.
[5] Dalam Perjanjian Baru kurban berupa kambing dan domba dianggap lambang saja, “sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Ibrani 10:4). Sedangkan, darah Kristus yang dipersembahkan sekali untuk selama-lamanya merupakan kurban yang sempurna.
[6] Lasor, W. S, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah, diterjemahkan oleh Werner Tan, dkk. Cet.13. 2009. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Hlm. 220, 221.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar