Senin, 10 Januari 2011

Rumah Israel Kuna

Pembahasan


Sebelum orang Israel menetap di negeri Palestina, mereka mengembara di gurun, terus menerus berpindah tempat (nomaden), membongkar dan memasang kemahnya, mencari rumput bagi ternaknya[1]. Perlu diperhatikan juga bahwa sebelum Abraham mengembara mereka sudah mengenal bentuk rumah yang menetap di Ur. Menurut kami, bentuk rumah yang dimiliki bangsa Israel sedikit banyak dipengaruhi gaya arsitektur bangsa Mesir karena mulai pada masa Yusuf bangsa Israel menetap selama empat ratus tiga puluh tahun di Mesir (Kel 12:40).
Dasar masyarakat Israel Kuno adalah keluarga. Namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Israel kuno, sebanyak delapan puluh hingga sembilan puluh persen populasinya berdiam di desa-desa sehingga keadaan rumah lebih banyak menggunakan bahan kayu dan jerami.[2] Sedikit sekali yang menggunakan batu karena biasanya pondasi bebatuan dinilai mahal atau elit. Sisa populasinya berdiam di suatu kota dan biasanya memiliki pondasi rumah yang lebih kuat dan megah serta luas dibandingkan dengan populasi di pedesaan. Kelompok elit ini juga berdiam berdekatan dengan Kerajaan Israel Kuno dan biasa di sebut kaum bangsawan karena derajatnya yang dinilai lebih tinggi melalui tingkat ekonominya.
Di Palestina terdapat banyak batu gamping dan batu-batu endapan yang kaya kalsium yang sangat berlimpah. Batu gamping merupakan salah satu bahan bangunan yang biasa digunakan terutama di daerah kota-kota yang terletak dibukit. Salah satunya adalah Nari-yang biasa ditemukan di daerah timur Israel - itu sangat lembut, mudah menyerap serta cepat kering, mudah ditambang dan dibentuk. Nari  merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk menyiapkan untuk bangunan-bangunan besar dan monument-monumen di Israel (bangunan –bangunan ini pada zaman perak II sekitar abad ke7-10 SM).[3]
Ashlar lebih banyak dipergunakan di daerah Israel dibandingkan Yudea. Contoh yang paling impresif dari bangunan-bangunan yang rapi ditemukan di daerah Samaria, dimana Omri dan Ahab membangun kotanya pada abad ke-9 masehi. Kurkar salah satu macam dari batu pasir yang ditemukan disekitar daerah pantai Mediterania, sering digunakan sebagai batu bahan bangunan. Salah satu contoh dari batu pasir yang berupa Ashlar ditemukan di Tel Sera. Juga pagar di Ashdod menggunakan ashlar dibagian pojok.Tukang batu menggunakan pahat dan palu untuk akhir membalut permukaan batu yang lembut atau dengan bosses, yang mana susunan batu yang bulat diletakan dipusat permukaan ashlar.
Basalt, keras, tebal, batu vulaknik yang gelap dan berkilau, ditemukan di Galilea, Golan dan Bashan. Karena ini digunakan untuk gagang pintu, ambang pintu, pipa air dan stelae. Yang berguna untuk pintu masuk di daerah pinggir untuk bangunan monument atau tembok yang lebih rendah. Timber di Israel jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sekarang, timber merupakan bahan utama untuk membuat atap dan jendela, pintu dan kusen pintu. Untuk membuat balok sebagai bahan dasar atap biasanya digunakan timber yang panjangnya tidak lebih dari empat sampai lima meter.
Selain itu, ada sekelompok masyarakat yang tinggal di kota. Tetapi kota-kota itu jangan dibayangkan seperti kota-kota besar di dalam Perjanjian Lama. Misalnya terdapat di Mesir, Mesopotamia, Yunani atau Italia. Kerap kali kota ini tidak lebih besar dari pada kampung kecil yang hanya lima ratus sampai tujuh ratus penduduknya. Hanya kampung berupa kota itu diberi tembok, entah dari tanah atau dari batu-batu besar. Tingginya sampai enam meter dan lebarnya sampai delapan meter. Tembok ini digunakan untuk melindungi serangan dari luar serta membatasi wilayah tersebut.
Oleh karena kota kecil dan dikelilingi tembok – tembok maka rumah – rumah dibangun sangat berdekatan satu sama lain, seolah – olah tertumpuk jalan – jalan tidak ada. Orang bergerak pada tempat kosong antara rumah – rumah itu. Tempat – tempat kosong itu (satu dua meter) tidak berlapisan. Hanya satu / dua jalan lebih besar diberi lapisan batu. Rumah semua sederhana sekali. Hanya satu tingkat. Dibuat dari batu alam atau batu bara jemuran 9 (Tanah liat bercampur jerami di matahari). Atapnya datar dan dibuat dari tanah liat bercampur jerami atau diberi ubin. Sering ada tangga di dinding luar sehingga orang dapat naik ke atas atap, untuk makan angin misalnya atau menyimpan barang. Di zaman kemudian barulah di kota – kota besar terdapat rumah – rumah besar dan cukup mewah ( dalam kitab suci disebut istana )[4]. Tidak banyak perbedaan antara situasi di desa dan di kota.
Fungsi dari rumah itu sendiri adalah selain sebagai tempat berlindung, tempat penyimpanan bahan makanan dan hewan peliharaan seperti domba dan ternak penghasil daging dan susu juga sebagai pusat dari ekonomi, interaksi sosial dan kepercayaan suatu keluarga. Oleh karena itu, pada Perjanjian Lama invasi kenabian biasanya menekankan pengajarannya dari keluarga. Karena pada zaman itu, keluarga dalam satu rumahlah yang paling besar pengaruhnya.
Bentuk rumah di Israel pada zaman besi berbentuk persegi dan terdiri dari dua, tiga, sampai empat ruangan. Orang dari luar biasanya masuk melalui pintu kayu. Batu bata (tanah liat yang dibakar) dibuat sebagai alat untuk memanggang dan memasak. Biasanya  alat-alat ini terletak di halaman depan rumah. Dua baris tiang batu yang memisahkan ruang tengah, yaitu ruang yang lebih besar dari dua sisi paralel ruangaan lainnya. Ketiga ruang paralel itu dibuat  tegak lurus dan memiliki luas yang sama antara satu dengan yang lainnya. Ketiga ruang ini memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ruang pertama berfungsi sebagai tempat memelihara ternak. Dua ruang yang lain memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai dapur atau tempat mengolah kebutuhan rumah tangga (maupun sebagai ruang  penyimpanan barang rumah tangga). Sedangkan ruang tempat beristirahat berada di pinggir kanan dan kiri bagian kosong di lantai dasar atau di lantai kedua.
Kemudian untuk naik ke lantai berikutnya membutuhkan tangga yang sederhana karena tangga tersebut terbuat dari kayu serta diikat dengan tali. Di lantai berikutnya terdapat ruang keluarga yang lebar dan luas, sebagai tempat mereka bersantai, beristirahat, berkumpul bersama keluarga, maupun jika mereka menerima tamu[5].
Walaupun ada perbedaan dari satu tempat ke tempat lain dan budaya satu dengan budaya yang lain, rumah khas israel Kuno dibangun dengan menggunakan bahan batu bata yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk dalam suatu wadah atau cetakan dan dijemur di bawah terik sinar matahari  yang berfungsi sebagai dinding untuk mencegah kerusakan dinding tersebut, namun kadang juga digunakan tanah liat yang dicampur dengan jerami lalu dijemur dibawah sinar matahari. Lantai rumah terdiri dari tanah yang dipadatkan.
Terdapat  jendela sebagai bagian dari rumah Israel kuno. Biasanya jendela dibuat sesederhana mungkin bentuknya kecil dipakai sebagai pengamanan dan untuk menjaga suhu udara agar tetap sejuk saat musim panas dan hangat saat musim dingin. Hal tersebut juga didukung oleh struktur dan bahan pembuat rumah yang dibuat dengan batu tersebut yang membantu menjaga kestabilan suhu dalam ruangan. Jendela dan pintu yang sederhana digunakan untuk mengeluarkan asap dari lubang api atau cerobong asap yang terletak di dalam rumah. Jendela tidak terbuat dari kaca, maka diragukan adanya penerangan yang baik di dalam rumah. Namun menurut arkeolog, jendela dan pintu rumah menyediakan cukup sumber cahaya di dalam rumah.
Di istana dan rumah-rumah para bangsawan, jendela rumah mereka lebih terlihat menarik dibandingkan rumah orang-orang biasa. Mereka menghias jendela rumah mereka dengan menggunakan motif ukiran gading seperti budaya gambar wanita yang sama seperti di Samaria, di Nimrud dan Khorsabad di Asyur, di Arslan Tash, di Syria, dan di Siprus. Mereka menghiasi jendelanya dengan gaya rambut palsu atau tutup kepala wanita yang terdapat pada ukiran Mesir. Inilah yang membuat kami berpikir bentuk rumah Israel kuno dipengaruhi bentuk dan budaya bangsa Mesir. Jendela di ruang atas umumnya menghadap ke halaman daripada ke jalan dan jendela yang menghadap ke jalan dilengkapi dengan kisi-kisi.
Terdapat juga pintu, yang terbuat dari kayu biasa tetapi anbang pintunya terbuat dari satu blok batu yang di buat lebih tinggi daripada lantai untuk mencegah air masuk kedalam rumah ketika banjir. Daun pintu dapat berputar pada poros engselnya yang terdapat di kusen pintu. Di pintu tersebut di lengkapi dengan baut dan kunci untuk keamanan rumah. Biasanya kunci tersebut dari kayu, namun ada juga kunci modern yang terbuat dari logam. Tipe kunci ini disebutkan dalam Hakim-Hakim 3:25. Di rumah orang-orang kaya dipekerjakan juga orang yang menjaga pintu yang juga menentukan siapa yang boleh masuk.
Halaman di sekitar rumah digunakan juga sebagai dapur kecuali jika cuaca sedang buruk. Tempat pembakaran roti biasanya di halaman dan bagian terbesar pekerjaan wanita dikerjakan di halaman rumah. Sesudah plester tahan air ditemukan, maka rumah-rumah mewah dilengkapi dengan penampungan air. Air mengalir dari atap rumah, kemudian  melalui saluran diteruskan ke penampungan air. Zaman dahulu setiap keluarga mengambil air dari sumber terdekat.
Sebenarnya seni arsitektur bangsa Israel mengalami perkembangan. Pada zaman bapak leluhur terdapat dua kaum yaitu, kaum bangsawan dan kaum budak belian. Kaum bangsawan tinggal di rumah besar dan indah, budak belian tinggal dalam gubuk dengan hanya satu ruangan. Pada zaman ini perumahan mengalami kemerosotan sebab kemakmuran merosot. Pada zaman penaklukan Kanaan (Yosua) tidak lagi ada perbedaan tuan dan hamba. Karena mereka mengembara di padang lama, mereka miskin dan kurang berpengalaman demikian juga rumah mereka hampir sama miskinnya dengan tempat tinggal budak. Kendati demikian ada pola arsitektur yang ditemukan di sebuah kota yang mereka duduki. Pintu masuk sangat rendah dan kemiskinan suatu keluarga nampak dari minimnya perabotan yang dimiliki dan kualitasnya yang rendah. Perkembangan pola arsitektur Israel sangat maju pada zaman Daud dan Salomo, terutama akibat Fenisia. Pada masa kerajaan terbagi dua muncul tipe rumah baru milik orang-orang kaya. Bangunan dengan tiang-tiang yang tinggi dan halaman yang luas bermunculan. Tiang-tiang itu adalah batu yang utuh dan dipahat yang tingginya cukup untuk menahan bangunan tingkat pertama.

 

Kesimpulan


Rumah adalah tempat tinggal sekaligus gudang. Bagi petani rumah lebih dari tempat tinggal, sebab di situ disimpan semua miliknya, termasuk bajak dan alat pertanian lain, biji-bijian bahan pangan keluarga untuk musim dingin dan rumput makanan ternak. Bentuk rumah di Israel yang menunjukkan kekhasan bangsa Israel. Ini juga adalah sebagai salah satu wujud peradaban Israel Kuno. Bentuk yang khas itu memiliki fungsi-fungsi tertentu yang penting dalam rangka menunjang kehidupan masyarakat di Israel, baik itu untuk interaksi dalam keluarga maupun interaksi sesama masyarakat. Di dalam rumah juga terdapat perabot-perabot rumah tangga seperti alat – alat dapur dan keperluan tidur. Tempat tidur orang kaya biasanya tinggi dan tempat tidur orang miskin menghamparkan anyaman sejenis bambu di lantai. Perabot milik orang kaya dilapisi dengan gading. Terdapat juga kursi dan bangku serta alas kaki, mungkin juga tempat menyimpan pakaian dan keperluan tidur. Pada musim dingin orang memasak di dalam rumah supaya udara hangat. Rumah memiliki peranan yang penting bagi kehidupan sebuah keluarga. Rumah merupakan pusat dari semua kegiatan-kegiatan manusia.

Daftar Pustaka


Dr. Groenen OFM,  C. Pengantar ke dalam perjanjian lama, Yogyakarta, Kanisius, 1991.
King, Philip J. And Stager, Lawrence E. Life in Biblical Israel, Louis Ville London, WJK, 2001.
---------,Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jakarta, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, (1995):330-333.


[1] Dr. C. Groenen OFM, Pengantar dalam Perjanjian Lama, hlm 53.
[2] Life in Biblical Israel, hlm 21.
[3] Philip J.King and Lawrence E.Stager,Life In Biblical Israel.h 21
[4] Dr. C. Groenen OFM, Pengantar dalam Perjanjian Lama, hlm 25.
[5] Life in Biblical Israel, hlm 30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar