Senin, 10 Januari 2011

Kebudayaan Israel Kuna

Definisi Kebudayaan

Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri[1].
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak[2]. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kami akan membahas tentang kebudayaan Israel kuno yang menurut kelompok kami menarik, karena kami menemukan banyak sekali hal yang perlu dibahas apabila berdiskusi tentang peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa sekitar Israel.

Keluarga

Contoh lain dari budaya Israel nampak dari sistem keluarga. Untuk memahami berita Kitab Perjanjian Lama maka perlu untuk mengetahui keseharian mereka. Pada waktu Israel menjadi bangsa Nomaden (tidak menetap), keluarga menjadi kesatuan sosial yang sangat penting. Di dalam keluarga terdapat ayah dan isteri, anak dan isteri, anak-anaknya serta isteri anak-anaknya dan anak cucu. Bapa keluarga mempunyai wewenang dan wibawa mutlak atas keluarganya dan semua orang yang tinggal di perkemahanya. Ia juga menentukan hukum dan peraturan yang berlaku di perkemahannya dan setiap anggota wajib untuk mentaatinya. Jika ada perselisihan bapa menjadi hakim dan wasit. Keputusan tidak di ambil dengan semenang-menang, setiap anggota berhak mengajukan pendapatnya. Mungkin ini menjadi konsep dasar pemahaman mereka tentang Allah, yang kemudian banyak di kenal sebagai Bapa.
Keluarga tercipta di awali dengan perkawinan. Pada awalnya perkawinan Israel adalah Monogam. Seorang laki-laki hanya mengawini satu orang isteri. Seorang suami boleh mengambil istri lagi jika isterinya mandul dan tidak punya anak, tetapi harus mendapat persetujuan dari sang isteri. Isteri yang pertama tetap sebagai Nyonya utama, dan isteri berikutnya kedudukanya berada di bawah isteri yang pertama. Calon suami biasanya membayar mas kawin kepada keluarga asal perempuan atau juga kepada calon isterinya. Hal ini sebagai ganti rugi kepada keluarga asal perempuan, karena keluarga asal akan kehilangan satu tenaga dan ini menjadi suatu kerugian-perdagangan tenaga manusia. Suami menanggung penuh nafkah sang isteri dan sang isteri menjadi anggota kelompok sang suami.

 

Perkawinan

Perkawinan tidak hanya di maknai sebagai ikatan antar individu mempelai saja tetapi  di maknai juga sebagai bersatunya dua keluarga. Yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan perkawinan adalah bapa keluarga. Puncak perkawinan tercapai waktu bakal isteri lengkap di segala perhiasannya dan berselubung di antar masuk kemah atau rumah bakal suaminya. Bakal suami beserta teman-temanya (boleh jadi dengan serombongan pemain musik) sudah mendahului calon isterinya untuk menyambutnya. Dengan masuknya calon isteri ke dalam rumah laki-laki, ia juga masuk menjadi familinya. Pesta perkawinan berlangsung sampai tujuh hari. Keperawanan isteri menjadi satu hal yang penting. Seorang suami berhak untuk menceraikan isterinya jika kedapatan sudah tidak perawan lagi[3].
Dalam perkawinan seorang waris menjadi sangat penting bagi laki-laki. Jika seorang laki-laki meninggal dengan tidak meninggalkan anak laki-laki maka kakak atau adik laki-lakinya harus mengambil janda saudaranya. Dan anak pertama laki-laki di jadikan penerus dari keturunan yang telah meninggal. Hal mengenai waris penting sebab : seorang hanya dapat hidup terus melalui anak-anaknya. Orang Israel belum percaya akan adanya kebangkitan nanti atau akan hidup baka setelah orang meninggal. Pikiran-pikiran itu pada akhir Perjanjian lama barulah muncul. Sebelumnya orang percaya bahwa orang mati sebenarnya tidak di tiadakan sama sekali, tetapi mereka semua tersimpan dalam ‘dunia orang mati’. Hanya di situ mereka tidak hidup benar-benar, sebuah mereka tidak tahu , merasa mengalami apa-apa lagi. Ini nasib semua orang baik orang baik ataupun orang jahat[4].
Kehadiran seorang anak (khususnya anak laki-laki)di anggap sebagai tanda keberkatan Tuhan bahkan seorang perempuan di anggap hina jika tidak memberikan keturunan. Anak laki-laki di anggap lebih berharga daripada anak perempuan. Seorang anak laki-laki menjadi penerus kepemimpinan (walaupun tidak secara langsung penurunannya) dan berhak atas hak istimewa ‘berkat kesulungan’ (khusunya anak sulung). Anak laki-laki di sunat pada hari yang kedelapan. Mula-mula sunat di pakai sebagai tanda seorang anak di anggap dewasa dan memiliki tanggungjawab atas kelompoknya, kemudian di maknai sebagai tanda sebagai anggota umat Allah. Pada waktu bangsa Israel masuk ke tanah kanaan (sekitar th 1200 sM) kebudayaanya mengalami perubahan. Bangsa Israel yang dulunya bangsa pengembara kemudian menetap dan bertani secara intensif. Bangsa asli tanah kanaan memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi di banding dengan bangsa Israel.

 

Musik

            Kita memahami bahwa Israel kuno tergolong kaum yang masih primitif. Namun dalam keadaan yang paling primitif sekalipun musik akan digunakan manusia untuk berbagai tujuan, termasuk bagi bangsa Israel Kuno.
Misalnya sementara terlibat dalam pekerjaan yang berat atau monoton (misalnya, menginjak-injak anggur - Yer 25:30 dan 48:33 - atau menggali saluran irigasi atau sumur - Bil 21:17-18 - atau meningkatkan rumah baru atau gudang), nyanyian musik dapat digunakan untuk membantu menjaga irama dan kecepatan para pekerja menyelesaikan hari itu kerja keras[5]. Mereka digunakan untuk menandai peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan orang atau hanya untuk mengekspresikan kegembiraan mereka dan kepuasan dengan kehidupan.
Pihak militer juga menggunakan musik, tapi ini terutama untuk unjuk kekuatan mereka (Hak 3:27; 6:34), untuk memandu kelompok-kelompok yang berbeda dari laki-laki di medan perang, atau pasukan sinyal untuk maju (Bil 10:9) atau mundur[6]. Sendrey menunjukkan mungkin ada persiapan "tarian perang" sebelum pertempuran[7].
Sangkakala digunakan oleh Gideon (Hak 7:15-24) melayani fungsi tambahan mengejutkan orang-orang Midian dan membantu dalam Israel 'serangan mendadak. Kemenangan tentu dipicu dengan perayaan spontan dan sukacita (Hak 11:34). Karena itu, untuk memperingati peristiwa heroik ini maka balada dan lagu-lagu pujian kepada Yahweh ada.

Pakaian

Pakaian dalam Israel kuno biasanya :
ü    Kain wol, baik dicelup atau dalam warna alami, atau
ü    Linen, dibuat dari tanaman yang disebut rami.
Alkitab mencakup rentang waktu beberapa ribu tahun, tetapi jenis pakaian yang dikenakan oleh sebagian besar orang Yahudi pada waktu itu tidak banyak berubah. Gaya Yahudi tampaknya telah dipengaruhi oleh kesederhanaan baik dari Mesir dan flamboyan dari Mesopotamia. Pakaian Yahudi yang dibatasi, tapi tidak seperti pakaian Mesopotamia, yang pinggiran, tumpang tindih kain, hiasan, perbatasan dan diwarnai mengepang - kurang tidak lebih di Mesopotamia kuno.
Perempuan dan laki-laki mengenakan cawat, setara dengan celana dalam. Ini tipis panjang kain yang dililitkan di pinggang dan kemudian di antara kaki, dengan ujung yang terselip di bagian pinggang. Perempuan mungkin mengenakan semacam mengikat di sekitar payudara. Pakaian utama, dikenakan oleh perempuan dan laki-laki, adalah halug, sebuah tunik. Ini terbuat dari dua potong kain persegi panjang bergabung dalam jahitan panjang di sepanjang bagian atas lengan, dengan lubang untuk kepala kiri untuk melewati. Ini juga memiliki jahitan mengalir di kedua sisi, dengan lubang untuk lengan kiri. Yang halug bisa berkumpul di sebuah ikat di bahu, baik dengan klip atau tip-loop, atau bisa juga menempel di pinggang jika pekerjaan berat sedang dilakukan. Halugs terbuat dari kain lenan halus atau wol dapat disampirkan ke bawah dengan anggun. The halug itu dikenakan dengan ikat pinggang, baik kulit atau logam, hiasan tergantung pada kekayaan pemakainya.
Kosmetik digunakan oleh perempuan di semua tingkat masyarakat. Kita tahu bahwa perempuan di zaman kuno terawat kuku, rambut tweezed berlebihan, dan menguraikan mata mereka dalam warna termasuk hitam, hijau, aqua, terakota dan arang. Make-up, terutama untuk mata, sangat populer. Tentu saja, tidak ada bukti langsung bahwa perempuan di Israel kuno memakai make-up, karena tidak ada Israel patung atau gambar yang mirip dengan Mesir yang ditampilkan di sini. Tapi Israel selalu dipengaruhi oleh tetangga yang kuat di selatan, dan masuk akal untuk menduga bahwa pengaruh ini juga mempengaruhi orang Ibrani / perempuan Israel[8].
Adapun jenis hasil budaya lain yang nampak ialah dari hasil karya tulis maupun cerita.  Terdapat beberapa cerita rakyat, roman dan dongeng.

Perubahan politik berdampak pada perkembangan peradaban (budaya)

Tata masyarakat bangsa Israel berubah,dengan mengadaptasi dari tata masyarakat setempat (dalam masa hakim-hakim). Kemudian tata masyarakat bangsa Israel berkembang yang di tandai berubahnya sistem hakim-hakim menjadi kerajaan (sekitar th 1050 sM). Orang Israel mengenal sistem pemerintah seperti itu di dapat dari bangsa kanaan dan sekitarnya. Dan Yerusalem menjadi ibu kota kerajaan Israel. Terdapat hubunga yang erat antara pergerakan politik dengan perkembangan kebudayaan bangsa Israel. Pada masa raja Salomo, Yerusalem lebih di perkuat dengan pembangunan Bait Allah. Ini menandai bahwa ada perkembangan kebudayaan arsitektur bangunan, yang dahulunya memakai tenda - kemah suci - berganti dengan bangunan permanen. Terjadi pergolakan politik kembali (931 sM), Israel terpecah menjadi dua kerajaan. Kerajaan selatan (Yehuda) dan kerajaan utara (ibu kota samaria). Setelah kerajaan Israel terpecah, kondisi Israel semakin merosot. Di tengah kemerostan tersebut (politik,ekonomi,agama dan kemasyarakatan) tampil beberapa nabi Tuhan. Pad tahun 721 sM, kerajaan Israel utara di rebut orang asyur. Hal ini membuat kerajaan selatan sehingga mereka bertobat dan dapat bertahan selama satu abad. Pada th 586 sM Yerusalem di rebut dan di taklukan tentara Babel (sebagian besar penduduknya di buang ke Babel). Pada th 538 (Persia berkuasa), mengizinkan umat Israel pulang ke tanah airnya dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Tata masyarakat Israel berubah, sebagai landasan masyarakat baru dan pengarahanya mereka mereka memakai hasil perenungan selama pembuangan. Ada penggolongan-penggolongan di antara masyarakat antara lain orang Israel buangan yang kembali tidak diterima baik oleh orang yahudi yang tidak ikut dalam pembuangan maupun bangsa yang menduduki tanah Kanaan selama mereka di buang ke Babel. Tetapi dengan dukungan nabi-nabi, seperti Hagai, Zakharia dan Maleakhi dan di pimpin dua tokoh besar, yakni Ezra dan Nehemia tata masyarakt Israel semakin mendekati kepada apa yang mereka impikan pada waktu di pembuangan.
            Sekitar th 333 sM, peta politik di Timur Tengah kembali berubah. Kerajaan Yunani, di bawah kaisar Alexander Agung mengalahkan seluruh kerajaan Persia dan juga kerajaan Mesir. Dengan demikian negeri palestina dan umat Israel menjadi tawanan. Selain memperluas kekuasaan, kekaisaran Yunani juga menyebarkan kebudayaan Yunani (yang memang unggul). Sarana terbaik penyebaran kebudayaan Yunani ialah dengan penyederhanaan bahasa Yunani serta dijadikan sebagai bahasa internasional. Setelah itu kaisar Alexander meninggal mendadak (323 sM), kerajaan terpecah. Israel jatuh ketangan Mesir (200 sM),oaring Israel menerjemahkan seluruh Kitan Suci PL kedalam bahasa Yunani dan Israel di luar negeri menyesuaikan dengan kebudayaan dan bahasa Yunani. Israel jatuh ketangan Babel/Syria (th 200sM), kebudayaan Yunani masuk ke tanah Palestina. Orang Yahudi banyak yang terpikat kepada kebudayaan Yunani. Raja Antiohus Epifanes mulai memaksakan peradaban dan agama Yunani sambil mengejar orang Israel yang tetap masu setia. Kemudian muncul pemberontakan ‘Makabe’ ( di pimpin imam Matatias dan di teruskan anaknya Yudas, Yonatan dan Simon). Sekitar th 141 Israel memperoleh kebebasanya di bidang agama maupun di bidang politik. Tetapi kemudian juga gagal, sebab keturunan Simon bermain dengan poltik besar (dengan Roma dan kerajaan Siria). Tentara Roma masuk ke Yerusalem (63 sM), Israel menjadi bawahan Roma (raja Herodes Agung) dan umat Israel hancur pada th 70 sM.

Kesimpulan

            Kebudayaan sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa Israel kuno. Kebudayaan ini juga masih terus dibawa bangsa Israel kuno sampai saat ini, walaupun sedikit banyak sudah berkembang bahkan menghilang. Mempelajari hal ini dapat membantu kita dalam mengintepretasikan keadaan Israel zaman dahulu agar lebih mudah memahami maksud dan makna yang terkadung dalam Perjanjian Lama. Demikian pembahasan kami, terima kasih.


[1] Hal ini dikemukakan oleh Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, dan Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
[2] Forsberg, A. Definitions of culture CCSF Cultural Geography course notes. 2006, Netherland.
[3] Hal.55,Pengantar kedalam Perjanjian Lama, Dr.c.groenen OFM.1991
[4] Hal. 56,ibid
[5] CCJ Polin, Music of The Ancient Near East, 1954, New York.
[6] S. Mowinckel, The Mazmur in Israel's Worship, 1962, Nashville.
[7] A. Sendrey, Music in Ancient Israel, 1969, New York. Hal 469-470
[8] Women of the Bible; Clothing and Houses in Biblical Times, Bible Study Resource.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar